Senin, 22 Juli 2013

hikayat Abu Nawas

Cara Abu Nawas Merayu Tuhan Print Email Tak selamanya Abu Nawas bersikap konyol. Kadang-kadang timbul kedalaman hatinya yang merupakan bukti kesufian dirinya. Bila sedang dalam kesempatan mengajar, ia akan memberikan jawaban-jawaban yang berbobot sekalipun ia tetap menyampaikannya dengan ringan. Seorang murid Abu Nawas ada yang sering mengajukan macam-macam pertanyaan. Tak jarang ia juga mengomentari ucapan-ucapan Abu Nawas jika sedang memperbincangkan sesuatu. Ini terjadi saat Abu Nawas menerima tiga orang tamu yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada Abu Nawas. “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” ujar orang yang pertama. “Orang yang mengerjakan dosa kecil,” jawab Abu Nawas. “Mengapa begitu,” kata orang pertama mengejar. “Sebab dosa kecil lebih mudah diampuni oleh Allah,” ujar Abu Nawas. Orang pertama itupun manggut-manggut sangat puas dengan jawaban Abu Nawas. Giliran orang kedua maju. Ia ternyata mengajukan pertanyaan yang sama, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” tanyanya. “Yang utama adalah orang yang tidak mengerjakan keduanya,” ujar Abu Nawas. “Mengapa demikian?” tanya orang kedua lagi. “Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu pengampunan Allah sudah tidak diperlukan lagi,” ujar Abu Nawas santai. Orang kedua itupun manggut-manggut menerima jawaban Abu Nawas dalam hatinya. Orang ketiga pun maju, pertanyaannya pun juga seratus persen sama. “Manakah yang lebin utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” tanyanya. “Orang yang mengerjakan dosa besar lebih utama,” ujar Abu Nawas. “Mengapa bisa begitu?” tanya orang ktiga itu lagi. “Sebab pengampunan Allah kepada hamba-Nya sebanding dengan besarnya dosa hamba-Nya,” ujar Abu Nawas kalem. Orang ketiga itupun merasa puas argumen tersebut. Ketiga orang itupun lalu beranjak pergi. *** Si murid yang suka bertanya kontan berujar mendengar kejadian itu. “Mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan tiga jawaban yang berbeda,” katanya tidak mengerti. Abu Nawas tersenyum. “Manusia itu terbagi atas tiga tingkatan, tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati,” jawab Abu Nawas. “Apakah tingkatan mata itu?” tanya si murid. “Seorang anak kecil yang melihat bintang di langit, ia akan menyebut bintang itu kecil karena itulah yang tampak dimatanya,” jawab Abu Nawas memberi perumpamaan. “Lalu apakah tingkatan otak itu?” tanya si murid lagi. “Orang pandai yang melihat bintang di langit, ia akan mengatakan bahwa bintang itu besar karena ia memiliki pengetahuan,” jawab Abu Nawas. “Dan apakah tingkatan hati itu?” Tanya si murid lagi. “Orang pandai dan paham yang melihat bintang di langit, ia akan tetap mengatakan bahwa bintang itu kecil sekalipun ia tahu yang sebenarnya bintang itu besar, sebab baginya tak ada satupun di dunia ini yang lebih besar dari Allah SWT,” jawab Abu Nawas sambil tersenyum. Si murid pun mafhum. Ia lalu mengerti mengapa satu pertanyaan bisa mendatangkan jawaban yang berbeda-beda. Tapi si murid itu bertanya lagi. “Wahai guruku, mungkinkah manusia itu menipu Tuhan?” tanyanya. “Mungkin,” jawab Abu Nawas santai menerima pertanyaan aneh itu. “Bagaimana caranya?” tanya si murid lagi. “Manusia bisa menipu Tuhan dengan merayu-Nya melalui pujian dan doa,” ujar Abu Nawas. “Kalau begitu, ajarilah aku doa itu, wahai guru,” ujar si murid antusias. “Doa itu adalah, “Ialahi lastu lil firdausi ahla, Wala Aqwa alannaril Jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzambil adzimi.” (Wahai Tuhanku, aku tidak pantas menjadi penghuni surga, tapi aku tidak kuat menahan panasnya api neraka. Sebab itulah terimalah tobatku dan ampunilah segala dosa-dosaku, sesungguhnya Kau lah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar). Banyak orang yang mengamalkan doa yang merayu Tuhan ini. (SELESAI)

Sabtu, 03 Desember 2011

R e o g Ponorogo

Asal Mula Reog Ponorogo - Jawa Timur jbookmaker by: http://jowo.jw.lt resend : http://decky.jw.lt Dahulu kala ada seorang puteri yang cantik jelita bernama Dewi Sanggalangit. Ia puteri seorang raja yang terkenal di Kediri. Karena wajahnya yang cantik jelita dan sikapnya yang lemah lembut banyak para pangeran dan raja-raja yang ingin meminangnya untuk dijadikan sebagai istri. � Namun sayang Dewi Sanggalangit nampaknya belum berhasrat untuk berumah tangga. Sehingga membuat pusing kedua orang tuanya. Padahal kedua orang tuanya sudah sangat mendambakan hadirnya seorang cucu. �Anakku, sampai kapan kau akan menolak setiap pangeran yang datang melamarmu?� tanya Raja pada suatu hari. � �Ayahanda� sebenarnya hamba belum berhasrat untuk bersuami. Namun jika ayahanda sangat mengharapkan, baiklah. Namun hamba minta syarat, calon suami hamba harus bisa memenuhi keinginan hamba.� � �Lalu apa keinginanmu itu?� � �Hamba belum tahu�� � �Lho? Kok aneh�?� sahut Baginda.�Hamba akan bersemedi minta petunjuk Dewa. Setelah itu hamba akan menghadap ayahanda untuk menyampaikan keinginan hamba.� � Demikianlah, tiga hari tiga malam Dewi Sanggalangit bersemedi. Pada hari keempat ia menghadap ayahandanya. � �Ayahanda, calon suami hamba harus mampu menghadirkan suatu tontonan yang menarik. Tontonan atau keramaian yang belum ada sebelumnya. Semacam tarian yang diiringi tabuhan dan gamelan. Dilengkapi dengan barisan kuda kembar sebanyak seratus empat puluh ekor. Nantinya akan dijadikan iringan pengantin. Terakhir harus dapat menghadirkan binatang berkepala dua.� � �Wah berat sekali syaratmu itu!� sahut Baginda. � Meski berat syaratnya itu tetap diumumkan kepada segenap khalayak ramai. Siapa saja boleh mengikuti sayembara itu. Tidak peduli para pangeran, putera bangsawan atau rakyat jelata. � Para pelamar yang tadinya menggebu-gebu untuk memperistri Dewi Sanggalangit jadi ciut nyalinya. Banyak dari mereka yang mengundurkan diri karena merasa tak sanggup memenuhi permintaan sang Dewi. � Akhirnya tinggal dua orang yang menyatakan sanggup memenuhi permintaan Dewi Sanggalangit. Mereka adalah Raja Singabarong dari Kerajaan Lodaya dan Raja Kelanaswandana dari Kerajaan Bandarangin. � Baginda Raja sangat terkejut mendengar kesanggupan kedua raja itu. Sebab Raja Singabarong adalah manusia yang aneh. Ia seorang manusia yang berkepala harimau. Wataknya buas dan kejam. Sedang Kelanaswandana adalah seorang raja yang berwajah tampan dan gagah, namun punya kebiasaan aneh, suka pada anak laki-laki. Anak laki-laki itu dianggapnya sebagai gadis-gadis cantik. � Namun semua sudah terlanjur, Dewi Sanggalangit tidak bisa menggagalkan persyaratan yang telah diumumkan. � Raja Singabarong dari Kerajaan Lodaya memerintah dengan bengis dan kejam. Semua kehendaknya harus dituruti. Siapa saja dari rakyatnya yang membangkang tentunya akan dibunuh. Raja Singabarong bertubuh tinggi besar. Dari bagian leher ke atas berwujud harimau yang mengerikan. Berbulu lebat dan penuh dengan kutu-kutu. Itulah sebabnya ia memelihara seekor burung merak yang rajin mematuki kutu-kutunya. � Ia sudah mempunyai selir yang jumlahnya banyak sekali. Namun belum mempunyai permaisuri. Menurutnya sampai detik ini belum ada wanita yang pantas menjadi permaisurinya, kecuali Dewi Sanggalangit dari Kediri. Karena itu ia sangat berharap dapat memenuhi syarat yang diajukan oleh Dewi Sanggalangit. � Raja Singabarong telah memerintahkan kepada para abdinya untuk mencarikan kuda-kuda kembar. Mengerahkan para seniman dan seniwatinya menciptakan tontonan yang menarik, dan mendapatkan seekor binatang berkepala dua. Namun pekerjaan itu ternyata tidak mudah. Kuda kembar sudah dapat dikumpulkan, namun tontonan dengan kreasi baru belum tercipta, demikian pula binatang berkepala dua belum didapatkannya. � Maka pada suatu hari ia memanggil patihnya yang bernama Iderkala. � �Hai Patih coba kamu selidiki sampai bagaimana si Kelanaswandana mempersiapkan permintaan Dewi Sanggalangit. Kita jangan sampai kalah cepat oleh Kelanaswandana.� � Patih Iderkala dengan beberapa prajurit pilihan segera berangkat menuju kerajaan Bandarangin dengan menyamar sebagai seorang pedagang. Mereka menyelidiki berbagai upaya yang dilakukan oleh Raja Kelanaswandana. Setelah melakukan penyelidikan dengan seksama selama lima hari mereka kembali ke Lodaya. � �Ampun Baginda. Kiranya si Kelanaswandana hampir berhasil mewujudkan permintaan Dewi Sanggalangit. Hamba lihat lebih dari seratus ekor kuda kembar telah dikumpulkan. Mereka juga telah menyiapkan tontonan yang menarik, yang sangat menakjubkan.� Patih Iderkala melaporkan. � �Wah celaka! Kalau begitu sebentar lagi dia dapat merebut Dewi Sanggalangit sebagai istrinya.� kata Raja Singabarong. �Lalu bagai mana dengan binatang berkepala dua, apa juga sudah mereka siapkan?� � �Hanya binatang itulah yang belum mereka siapkan. Tapi nampaknya sebentar lagi mereka dapat menemukannya.� sambung Patih Iderkala. � Raja Singabarong menjadi gusar sekali. Ia bangkit berdiri dari kursinya dan berkata keras. � �Patih Iderkala! Mulai hari ini siapkan prajurit pilihan dengan senjata yang lengkap. Setiap saat mereka harus siap diperintah menyerbu ke Bandarangin.� � Demikianlah, Raja Singabarong bermaksud merebut hasil usaha keras Raja Kelanaswandana. Setelah mengadakan persiapan yang matang, Raja Singabarong memerintahkan prajurit mata-mata untuk menyelidiki perjalanan yang akan ditempuh Raja Kelanaswandana dari Wengker menuju Kediri. Rencananya Raja Singabarong akan menyerbu mereka di perjalanan dan merampas hasil usaha Raja Kelanaswandana untuk diserahkan sendiri kepada Dewi Sanggalangit. � Raja Kelanaswandana yang memerintah kerajaan Wengker berwajah tampan dan bertubuh gagah. Ia memerintah dengan adil dan bijaksana. Namun ada wataknya yang tidak baik, ia suka mencumbui anak laki-laki. Ia menganggap anak laki-laki yang berwajah tampan dan bertubuh molek itu seperti gadis-gadis remaja. Hal ini sangat mencemaskan pejabat kerajaan dan para pendeta. Menimbulkan kesedihan bagi para rakyat yang harus kehilangan anak laki-lakinya sebagai pemuas nafsu Raja. � Patih Pujanggeleng dan pendeta istana sudah berusaha menasehati Raja agar meninggalkan kebiasaan buruknya itu namun saran mereka tiada gunanya. Raja tetap saja mengumpulkan puluhan anak laki-laki yang berwajah tampan. � Pada suatu hari Raja Kelanaswandana memanggil semua pejabat kerajaan dan para pendeta. Ia berkata bahwa ia akan menghentikan kebiasaannya jika dapat memperistri Dewi Sanggalangit dari Kediri. Sebab semalam ia mimpi bertemu dengan gadis cantik jelita itu dalam tidur. Menurut para Dewa gadis itulah yang akan menghentikan kebiasaan buruknya mencumbui anak laki-laki. � Seluruh pejabat dan pendeta menyetujui kehendak Raja yang ingin memperistri Dewi Sanggalangit. Maka ketika mereka mendengar persyaratan yang diajukan Dewi Sanggalagit, mereka tiada gentar, seluruh kawula kerajaan, baik para pejabat, seniman, rakyat biasa rela bekerja keras guna memenuhi permintaan Dewi Sanggalangit. � Karena mendapat dukungan seluruh rakyatnya maka dalam tempo yang tidak begitu lama Raja Kelanaswandana dapat menyiapkan permintaan Dewi Sanggalangit. Hanya binatang berkepala dua yang belum didapatnya. Patih Pujanggeleng yang bekerja mati-matian mencarikan binatang itu akhirnya angkat tangan, menyatakan ketidaksanggupannya kepada Raja. �Tidak mengapa!� kata Raja Kelanaswandana. �Soal binatang berkepala dua itu aku sendiri yang akan mencarinya. Sekarang tingkatkan kewaspadaan, aku mencium gelagat kurang baik dari kerajaan tetangga.� � �Maksud Baginda?� tanya Patih Pujanggeleng penasaran. � �Coba kau menyamar jadi rakyat biasa, berbaurlah dengan penduduk di pasar dan keramaian lainnya.� � Perintah itu dijalankan, maka Patih Pujanggeleng mengerti maksud Raja. Ternyata ada penyusup dari kerajaan Lodaya. Mereka adalah para prajurit pilihan yang menyamar sebagai pedagang keliling. Patih Pujanggeleng yang juga mengadakan penyamaran serupa akhirnya dapat mengorek keterangan secara halus apa maksud prajurit Lodoya itu datang ke Bandarangin. � Prajurit Lodaya merasa girang setelah mendapatkan keterangan yang diperlukan. Ia bermaksud kembali ke Lodoya. Namun sebelum melewati perbatasan, anak buah Patih Pujanggeleng sudah mengepungnya, karena prajurit itu melawan maka terpaksa para prajurit Bandarangin membunuhnya. � Patih Pujanggeleng menghadap Raja Kelanaswandana. � �Apa yang kau dapatkan?� tanya Raja Kelanaswandana. ��Ada penyusup dari kerajaan Lodaya yang ingin mengorek keterangan tentang usaha Baginda memenuhi persyaratan Dewi Sanggalangit. Raja Singabarong hendak merampas usaha Baginda dalam perjalanan menuju Kediri.� � �Kurang ajar!� sahut Raja Kelanaswandana. �Jadi Raja Singabarong akan menggunakan cara licik untuk memperoleh Dewi Sanggalangit. Kalau begitu kita hancurkan kerajaan Lodaya. Siapkan bala tentara kita.� � Sementara itu Raja Singabarong yang menunggu laporan dari prajurit mata-mata yang dikirim ke Bandarangin nampak gelisah. Ia segera memerintahkan Patih Iderkala menyusul ke perbatasan. Sementara dia sendiri segera pergi ke tamansari untuk menemui si burung merak, karena pada saat itu kepalanya terasa gatal sekali. � �Hai burung merak! Cepat patukilah kutu-kutu di kepalaku!� teriak Raja Singabarong dengan gemetaran menahan gatal. � Burung merak yang biasa melakukan tugasnya segera hinggap di bahu Raja Singabarong lalu mematuki kutu-kutu di kepala Raja Singabarong. � Patukan-patukan si burung merak terasa nikmat, asyik, bagaikan buaian sehingga Raja Singabarong terlena dan akhirnya tertidur. Ia sama sekali tak mengetahui keadaan di luar istana. Karena tak ada prajurit yang berani melapor kepadanya. Memang sudah diperintahkan kepada prajurit bahwa jika ia sedang berada di tamansari siapa pun tidak boleh menemui dan mengganggunya, jika perintah itu dilanggar maka pelakunya akan dihukum mati. � Karena tertidur ia sama sekali tak mengetahui jika di luar istana pasukan Bandarangin sudah datang menyerbu dan mengalahkan prajurit Lodaya. Bahkan Patih Iderkala yang dikirim ke perbatasan telah binasa lebih dahulu karena berpapasan dengan pasukan Bandarangin. � Ketika peperangan itu sudah merembet ke dalam istana dekat tamansari barulah Raja Singabarong terbangun karena mendengan suara ribut-ribut. Sementara si burung mereka masih terus bertengger mematuki kutu-kutu dikepalanya, jika dilihat sepintas dari depan Raja Singabarong seperti binatang berkepala dua yaitu berkepala harimau dan burung merak. � �Hai mengapa kalian ribut-ribut?� teriak Raja Singabarong. � Tak ada jawaban, kecuali berkelebatnya bayangan seseorang yang tak lain adalah Raja Kelanaswandana. Raja Bandarangin itu tahu-tahu sudah berada di hadapan Raja Singabarong. � Raja Singabarong terkejut sekali. �Hai Raja Kelanaswandana mau apa kau datang kemari?� � �Jangan pura-pura bodoh!� sahut Raja Kelanaswandana. �Bukankah kau hendak merampas usahaku dalam memenuhi persyaratan Dewi Sanggalangit!� �Hem, jadi kau sudah tahu!� sahut Raja Singabarong dengan penuh rasa malu. � �Ya, maka untuk itu aku datang menghukummu!� berkata demikian Raja Kelanaswandana mengeluarkan kesaktiannya. Diarahkan ke bagian kepala Raja Singabarong. Seketika kepala Singabarong berubah. Burung merak yang bertengger di bahunya tiba-tiba melekat jadi satu dengan kepalanya sehingga Raja Singabarong berkepala dua. � Raja Singabarong marah bukan kepalang, ia mencabut kerisnya dan meloncat menyerang Raja Kelanaswandana. Namun Raja Kelanaswandana segera mengayunkan cambuk saktinya bernama Samandiman. Cambuk itu dapat mengeluarkan hawa panas dan suaranya seperti halilintar. � �Jhedhaaar�!� begitu terkena cambuk Samandiman, tubuh Raja Singabarong terpental, menggelepar-gelepar di atas tanah. Seketika tubuhnya terasa lemah dan anehnya tiba-tiba tubuhnya berubah menjadi binatang aneh, berkepala dua yaitu kepala harimau dan merak. Ia tidak dapat berbicara dan akalnya telah hilang. Raja Kelanaswandana segera memerintahkan prajurit Bandarangin untuk menangkap Singabarong dan membawanya ke negeri Bandarangin. � Beberapa hari kemudian Raja Kelanaswandana mengirim utusan yang memberitahukan Raja Kediri bahwa ia segera datang membawa persyaratan Dewi Sanggalangit. Raja Kediri langsung memanggil Dewi Sanggalangit. � �Anakku apa kau benar-benar bersedia menjadi istri Raja Kelanaswandana?� � �Ayahanda� apakah Raja Kelanaswandana sanggup memenuhi persyaratan hamba?� � �Tentu saja, dia akan datang dengan semua persyaratan yang kau ajukan. Masalahnya sekarang, tidakkah kau menyesal menjadi istri Raja Kelanaswandana?� � �Jika hal itu sudah jodoh hamba akan menerimanya. Siapa tahu kehadiran hamba disisinya akan merubah kebiasaan buruknya itu.� tutur Dewi Sanggalangit. � Demikianlah, pada hari yang ditentukan datanglah rombongan Raja Kelanaswandana dengan kesenian Reog sebagai pengiring. Raja Kelanaswandana datang dengan iringan seratus empat puluh empat ekor kuda kembar, dengan suara gamelan, gendang dan terompet aneh yang menimbulkan perpaduan suara aneh, merdu mendayu-dayu. Ditambah lagi dengan hadirnya seekor binatang berkepala dua yang menari-nari liar namun indah dan menarik hati. Semua orang yang menonton bersorak kegirangan, tanpa terasa mereka ikut menari-nari dan berjingkrak-jingkrak kegirangan mengikuti suara musik. � Demikianlah, pada akhirnya Dewi Sanggalangit menjadi permaisuri Raja Kelanaswandana dan diboyong ke Bandarangin di Wengker. Wengker adalah nama lain dari Ponorogo sehingga di kemudian hari kesenian Reog itu disebut Reog Ponorogo. Dapatkan koleksi ebook lain di: http://decky.jw.lt

Minggu, 18 September 2011

MEMBANGUN BUDAYA MASYARAKAT YANG BERKARAKTER Oleh : Prof. Dr. Achmad mubarok, MA

MEMBANGUN BUDAYA MASYARAKAT YANG BERKARAKTER Oleh : Prof. Dr. Achmad mubarok, MA Disampaikan dalam Sarasehan Nasional Perndidikan karakter, diselengarakan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi &Kopertis Wilayah III Jakarta Kementerian Pendidikan Nasional, Senin 12 April 2010 Pendahuluan Pada era reformasi di negeri kita sekarang ini banyak sekali dijumpai perilaku masyarakat yang terasa �menyimpang� dari norma-norma tradisi yang mengambarkan kepatutan social. Ada yang menganggapnya sebagai konsekwensi logis reformasi, ada juga yang mengangap sebagai fenomena reformasi yang kebablasan. Jika pada masa orde baru kebanyakan Pejabat Negara itu dipandang terhormat dan dihormati, kini semua pejabat public bahkan presiden dan wakil presidenpun menjadi bahan olok-olok demonstran jalanan. Bukan hanya itu, perilaku anarkipun dilakukan oleh lapisan masyarakat yang semestinya berkarakter, seperti mahasiswa, anggauta parlemen . Oleh karena itu dapat disebut bahwa anarki berlangsung dari jkalanan hingga Senayan. Pertaznyaan yang timbul adalah, apakah perilaku �menyimpang � ini merupakan budaya masyarakat kini, atau sekededar fenomena musiman? Pertanyaan mendasar berikutnya, mengapa terjadi hal itu dan siapa yang harus disalahkan atau siapa yang harus bertasnggung jawab ? Pengertian Budaya Banyak definisi tentang kebudayaan, tetapi saya memilih pandangan yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah konsep, keyakinan, nilai dan norma yang dianut masyarakat yang mempengaruhi perilaku mereka dalam upaya menjawab tantangan kehidupan yang berasal dari alam sekelilingnya. Disamping sebagai fasilitas, alam adalah tantangan yang harus diatasi. Berbeda dengan hewan, manusia tidak puas hanya dengan apa yang terdapat dalam alam kebendaan. Dengan konsep yang dimiliki manusia berusaha mengolah alam ini , dan dengan kesadaran dan cita-citanya manusia merumuskan apa yang bermakna dan apa yang tidak bermakna dalam kehidupannya. Sekurang-kurangnya ada enam nilai yang amat menentukan wawasan etika dan kepribadian manusia sebagai indifidu maupun sebagai masyarakat, yaitu : ekonomi, solidaritas, agama, seni, kuasa dan teori. Nilai teori. Ketika manusia menentukan dengan obyektip identitas benda-benda atau kejadian-kejadian, maka dalam prosesnya hingga menjadi pengetahuan, manusia mengenal adanya teori yang menjadi konsep dalam proses penilaian atas alam sekitar. Nilai ekonomi. Ketika manusia bermaksud menggunakan benda-benda atau kejadian-kejadian, maka ada proses penilaian ekonomi atau kegunaan, yakni dengan logika efisiensi untuk memperbesar kesenangan hidup. Kombinasi antara nilai teori dan nilai ekonomi yang senantiasa maju disebut aspek progressip dari kebudayaan. Nilai agama. Ketika manusia menilai suatu rahasia yang menakjubkan dan kebesaran yang menggetarkan dimana di dalamnya ada konsep kekudusan dan ketakziman kepada yang Maha Gaib, maka manusia mengenal nilai agama. Nilai seni. Jika yang dialami itu keindahan dimana ada konsep estetika dalam menilai benda atau kejadian-kejadian, maka manusia mengenal nilai seni. Kombinasi dari nilai agama dan seni yang sama-sama menekankan intuisi, perasaan, dan fantasi disebut aspek ekpressip dari kebudayaan. Nilai kuasa. Ketika manusia merasa puas jika orang lain mengikuti fikiranya, norma-normanya dan kemauan-kemauannya, maka ketika itu manusia mengenal nilai kuasa. Nilai solidaritas. Tetapi ketika hubungan itu menjelma menjadi cinta, persahabatan dan simpati sesama manusia, menghargai orang lain, dan merasakan kepuasan ketika membantu mereka maka manusia mengenal nilai solidaritas. Enam nilai budaya itu merupakan kristalisasi dari berbagai macam nilai kehidupan, yang selanjutnya menentukan konfigurasi kepribadian dan norma etik individu maupun masyarakat. Nilai apa yang paling dominan pada seseorang atau sekelompok orang, atau bahkan suatu bangsa akan menentukan �sosok� mereka sebagai manusia budaya (al insan madaniyyun bi at thab`i). Orang yang lebih dipengaruhi oleh nilai ekonomi cenderung kurang memperhatikan halal dan haram, orang yang lebih dipengaruhi oleh nilai teori cenderung menjadi ilmuwan, yang lebih dipengaruhi oleh nilai kuasa cenderung tega dan nekad, yang lebih dipengaruhi oleh nilai agama dan seni cenderung menjadi sufi dan seterusnya, sehingga ada sosok orang yang materialis, seniman, pekerja sosial an sebagainya. Bisa juga ada ilmuwan yang mengabdi kepada materi, politisi yang pejuang, ulama yang rasionil, ilmuwan yang mistis dan sebagainya. Budaya progressip akan mengembangkan cara berfikir ilmiah dan melahirkan berbagai cabang ilmu pengetahuan, sedangkan puncak dari budaya ekpressip bermuara pada kepercayaan mitologis dan mistik. Pendukung budaya progressip pada umumnya dinamis dan siap digantikan oleh generasi penerus dengan penemuan-penemuan baru, sedangkan pendukung budaya ekpressip biasanya statis atau tradisional, memandang kebudayaan sebagai sesuatu ang sudah final. Budaya Islam Syar`iy Sebagaimana telah diketahui bahwa sumber utama ajaran Islam adalah al Qur�an dan Sunnah Rasul. Dalam perjalanan sejarahnya, budaya lokal juga ikut mempengaruhi corak kebudayaan Islam. Istilah budaya Islam Syar`iy digunakan untuk membedakan bentuk pemahaman dan pengamalan Nabi atas agama yang belum dipengaruhi oleh budaya jahiliyah (unsur-unsur budaya lokal), sebaliknya justeru mengubah budaya jahiliyah yang musyrik menjadi agama tauhid, dengan bentuk-bentuk agama Islam yang telah dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya lokal; seperti sekte-sekte Syi`ah, Khawarij dan juga ordo-ordo Sufi, dll. Fakta sejarah menunjukkan bahwa Islam seperti yang dicontohkan oleh Rasul, adalah sist Dapat dikatakan bahwa Islam yang asli telah diperagakan oleh Nabi Muhammad s.a.w. dan diteruskan oleh Khulafa Rasyidin, yakni pada periode dimana Madinah al Munawwarah masih menjadi pusat imamah. Pengamalan Islam pada periode ini masih sederhana tetapi tauhidnya sangat kokoh dan belum diwarnai oleh peradaban lain, sebaliknya malah mengubah budaya lokal Arab. Meski budaya Islam periode awal disebut masih sederhana, dan al Qur�an serta Sunnah Nabi menjadi nilai dasar, tetapi sebenarnya di dalamnya juga sudah ada nilai-nilai rasional, ekonomi, kuasa, solidaritas dan seni. Membangun Masyarakat Indonesia adalah negeri dengan jumlah pemeluk Islam terbesar di dunia. Tetapi apakah realita itu identik dengan telah terbangunnya masyarakat Islam di negeri ini, adalah sesuatu yang harus direnungkan. Dewasa ini bangsa dengan lebih duaratus juta kaum muslimin ini sedang diterpa berbagai predikat negatip, yang menjadikan agama yang dianut seakan tidak relevan dengan kualitas masyarakatnya. Harus diakui bahwa secara konstitusional, bangsa ini menganut satu ideologi yang bernama Panca Sila, satu rumusan berdasarkan sejarah kebangsaan dimana para pemimpin dan ulama terlibat dalam proses penyusunannya. UUD 45 bahkan sebelumnya adalah Piagam Jakarta yang kental dengan semangat ke Islaman. Akan tetapi harus juga diakui adanya realita bahwa banyak pemimpin muslim (bukan pemimpin Islam) dan juga anggauta masyarakat Islam yang tidak menjadikan ajaran Islam sebagai rujukan ketika harus memutuskan berbagai permasalahan. Ada yang lebih mengikuti budaya lokal (dan kepentingan lokal) dan ada yang mengikuti konsep sekuler dari Barat. Ketika dunia mengalami krisis, banyak orang mencari pemikiran alternatip sebagai upaya mencari solusi. Diantara pemikiran yang kini ditengok adalah konsep Islam tentang berbagai hal. Bank syari�ah yang pernah begitu lama dihambat kelahirannya misalnya, kini justeru menjadi trend di kalangan perbangkan nasional, disusul oleh Asuransi syari�ah, akuntansi syari�ah, reksadana syari�ah, menejemen syari�ah dan sebagainya. Secara lahir, masyarakat nampaknya terbangun secara alamiah, tetapi bagi pemimpin, masyarakat itu harus dibangun, dan apa saja yang dibangun harus ada konsepnya. Bangunan tanpa konsep atau salah konsep akan berakibat rusaknya tatanan, seperti rusaknya tatanan masyarakat Indonesia dewasa ini. Sejalan dengan semangat reformasi, sudah tiba saatnya kita menggali konsep universal yang inspirasinya bersumber dari wahyu, maupun dari pemikiran filsafat. Pengertian Masyarakat Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab musyarakah. Dalam bahasa Arab sendiri masyarakat disebut dengan sebutan mujtama`, yang menurut Ibn Manzur dalam Lisan al `Arab mengandung arti (1) pokok dari segala sesuatu, yakni tempat tumbuhnya keturunan, (2) kumpulan dari orang banyak yang berbeda-beda . Sedangkan musyarakah mengandung arti berserikat, bersekutu dan saling bekerjasama. Jadi dari kata musyarakah dan mujtama` sudah dapat ditarik pengertian bahwa masyarakat adalah kumpulan dari orang banyak yang berbeda-beda tetapi menyatu dalam ikatan kerjasama, dan mematuhi peraturan yang disepakati bersama. Dari pengertian itu maka dapat kita bayangkan bagaimana anatomi dari masyarakat yang berbeda-beda. Dapat dijumpai misalnya ada; masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat Indonesia, masyarakat dunia, masyarakat Jawa, masyarakat Islam, masyarakat pendidikan, masyarakat politik dan sebagainya.Semua jenis masyarakat tersebut pastilah terdiri dari unsur-unsur yang berbeda-beda tetapi mereka menyatu dalam satu tatanan sebagai wujud dari kehendak bersama. Karena adanya dua atau beberapa kutub; yakni berasal dari unsur yang berbeda-beda tetapi bermaksud menyatu dalam satu tatanan, maka dari kutub pertama ke kutub ke dua ada proses yang membutuhkan waktu yang panjang. Masyarakat Indonesia misalnya, sudahkah mereka menyatu dalam kesatuan ? ternyata setengah abad merdeka belum cukup waktu untuk menyatukan sebuah masyarakat Indonesia meski sudah diwadahi dengan istilah Bhineka Tunggal Ika. Abad pertama kemerdekaan Indonesia nampaknya masyarakat Indonesia sebagai satu kesatuan masih merupakan nation in making, masih dalam proses menjadi. Hambatan dari proses itu adalah adanya rujukan dan kepentingan yang berbeda-beda. Demikian juga masyarakat Islam Indonesia, masyarakat OKI dan sebagainya. Teologi Masyarakat Dalam konteks ajaran Islam, indifidu tak bisa dipisahkan dari masyarakat. Menusia itu sendiri diciptakan Tuhan terdiri dari lelaki dan perempuan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar mereka saling mengenal (dan saling memberi manfaat), lita`arafu (Q/49:13). Disamping adanya perlindungan terhadap individu, juga ada perlindungan terhadap masyarakat. Meski individu memiliki kebebasan, tetapi kebebasan itu dibatasi oleh kebebasan orang lain, sehingga Islam menghendaki adanya keseimbangan yang proporsional antara hak individu dan hak masyarakat, antara kewajiban individu dan kewajiban masyarakat, juga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Dari Maqasid as Syari`ah (filsafat Hukum Islam) yang menyebut al kulliyyat al khamsah misalnya, mengambarkan konsep masyarakat dimana setiap individu harus dijamin hak-haknya dimana Pemerintah atau ulil amri sebagai wakil masyarakat yang tertinggi berkewajiban melindungi jiwa (khifdz an nafs) , hak kepemilikan harta (khifdz al mal), hak akal (khifsz al `aql atau hak intelektual), agama (khifdz ad din atau hak berkeyakinan) dan hak memelihara kesucian keturunan (khifdz an nasl). Menurut al Qur�an, meski masyarakat itu merupakan kerjasama horizontal antar manusia, tetapi ia merupakan bagian dari hubungan vertikal dengan Tuhan. Oleh karena itu di dalam ber musyarakah (bermasyarakat) juga ada dimensi teologis, misalnya; salat menjadi tidak relevan jika melupakan komitmen sosial. Neraka wail disediakan bagi orang yang salat tetapi acuh terhadap komitmen sosial, dan orang seperti itu oleh al Qur�an dipandang sebagai orang yang mendustakan agama , araitalladzi yukazzibu biddin (Q/107). Demikian juga dalam hal tertib sosial, ketaatan kepada otoritas pemerintah disejajarkan dengan ketaatan kepada kepada Tuhan dan Rasul, athi`ullah wa athi`ur rasul wa uli al amri minkum (Q/4:59) . Dari hadis Nabi juga dapat diketahui bahwa rahmat Allah itu harus dipancing dengan komitmen sosial; irhamu man fi al ardhi yarhamukum man fi as sama�. Kontrak sosial dalam pernikahan juga bersifat vertikal dan horizontal, istahlaltum furujahunna bi kalimatillah wa akhaztumuhunna bi amanatillah. Menurut al Qur�an, Allah selalu hadir dalam kehidupan masyarakat (mengawasi); inna rabbaka labi al mirshad (Q/89:14) Ideologi Masyarakat Islam Masyarakat terbentuk sebagai wujud ketergantungan individu terhadap orang lain, karena manusia memang makhluk sosial. Manusia akan menjadi apa dan siapa tergantung dengan siapa ia bermusyarakat. Manusia di satu sisi memiliki tabiat kooperatip, tabiat bekerjasama dengan yang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Di sisi lain manusia juga memiliki tabiat kompetitip, bersaing dengan yang lain dalam mencapai apa yang dibutuhkan. Tetapi manusia sebagai hayawanun nathiqun (hewan yang berfikir) terkadang lebih dominan hewannya dibanding berfikirnya. Sebuah Hadis Rasul bahkan menyebut tiga klassifikasi manusia, yaitu (1) shinfun hayawanun; yakni manusia dengan tabiat binatang, (2) shinfun ajsamuhum bani Adam wa arwahuhum arwah as syayathin (manusia dengan tabiat syaitan) dan (3) shinfun fi dzillillah (manusia pilihan). Oleh karena itu dalam bermasyarakat, terutama ketika sedang berkompetisi ekpressi manusia bermacam-macam, ada yang lebih menonjol kebinatangannya, ada yang lebih menonjol kesyaitanannya, dan sedikit yang mencerminkan manusia pilihan. Dalam hal manusia bertabiat hewan, ada yang seperti anjing (dengki), serigala (predator/buas), ular (licik) , ayam jago (free sex), dan lalat (yang bersih dan yang kotor diembat semua). Al Qur�an sebagai petunjuk hidup manusia juga membimbing mereka dalam membangun sebuah masyarakat. Tatanan masyarakat yang dikehendaki al Qur�an adalah masyarakat yang adil , berdasarkan etika dan dapat bertahan di muka bumi, dan model masyarakat seperti itu hanya mungkin terwujud jika memiliki ideologi. Manusia memiliki kebutuhan fitri untuk mempertahankan hidupnya, oleh karena itu manusia terdorong untuk memiliki jaminan ekonomi dan jaminan rasa aman. Semua tatanan masyarakat sebenarnya dimaksud untuk memperoleh dua hal tersebut. Oleh karena itu tuntunan Al Qur�an dalam membangun masyarakat juga mengedepankan infratruktur kesejahteraan sosial bagi terwujudnya dua jaminan tersebut. Butir-butir al Qur�an tentang infrastruktur kesejahteraan sosial antara lain : Kekayaan tidak boleh berputar di kalangan orang kaya saja, kaila yakun dulatan baina al aghniya (Q/59:7), di dalam harta si kaya ada hak orang miskin, wafi amwalihim haqqun lissa�ili wa al mahrum (Q/70:24-25), zakat diratakan kepada kelompok yang membutuhkan (8 asnaf), harta kekayaan dipandang sebagai karunia Tuhan (fadhlullah (Q/62:10) dan modal kebaikan universal , faman tathawwa`a khairan fahuwa khairun lahu (q/2:184), berlomba-lomba menumpuk kekayaan dicela, alhakum attakatsur (Q/102), alladzi jama`a malan wa `addadahu (Q/104) , riba juga dilarang (Q/30:39) Keadilan harus ditegakkan, kunu qawwamuna bi al qisth (Q/4:135), kesaksian juga harus diberikan secara jujur, meski merugikan diri sendiri, kepada musuhpun harus bersikap adil, wala yajrimannakum syana�anu qaumin an ta`dilu (Q/5:8). Untuk melanggengkan ikatan masyarakat, harus ada kepemimpinan kolektip, wa amruhum syura bainahum (Q/42:38), tetapi juga harus ada otoritas negara sebagai wakil masyarakat yang tertinggi, disebut ulil amri, dimana ia berwenang menegakkan hukum di tengah masyarakat, menengahi konflik sosial, dan mengamankan distribusi bagi kesejahteraan sosial. Dalam hidup kemasyarakatan, unit kekeluargaan diperkukuh, ketaatan kepada orang tua sangat ditekankan , wa bil walidaini ihsana, wa dzil al qurba wa al yatama wa al masakin (Q/2:83) dan solidaritas sosial mukmin ditekankan, (Q/4:36). Untuk meningkatkan peran serta masyarakat, di buka pintu amar ma`ruf nahi munkar sebagai sistem kontrol sosial (Q/3:104) Persekongkolan jahat sangat dicela, pemberontakan destruktip (bughat) kepada negara tidak dibolehkan, tetapi kritis kepada perilaku yang salah sangat dianjurkan.Nabi Nuh misalnya adalah pemberontak terhadap tatanan masyarakat yang menyimpang, fasad fi al ardh.. Lahirnya Masyarakat Islam Yang Pertama Tiga belas tahun pertama risalah Nabi, yakni periode Makkah, Nabi belum berhasil membangun masyarakat dengan tatanan ang beretika dan berkesejahteraan sosial. Makkah bagaikan tanah tandus yang susah ditanami nilai-nilai ke Islaman. Keputusan Nabi untuk hijrah ke Madinah membuka peluang untuk lahirnya masyarakat Islam, yakni masyarakat yang memiliki tatanan etik dan sosial sesuai dengan ajaran Islam, atau yang sekarang disebut dengan nama masyarakat madani. Pertanyaan yang timbul adalah sejak kapan masyarakat Islam itu terwujud di Madinah ? Pendapat para ahli berbeda-beda, ada yang mengatakan ; (1) hanya enam bulan terakhir masa kenabian, (2) sejak berakhirnya perang ahzab dan putusnya perjanjian dengan kaum Yahudi Madinah. Yang menarik ialah perubahan nama kota Yatsrib yang oleh Nabi diganti menjadi Madinah. Penggantian nama Madinah bukan hanya sekedar nama tetapi mengandung konsep masyarakat. Jika Al Qur�an menyebut istilah khairo ummah (umat yang ideal) dan ummatan wasathan (umat yang berkeadilan/penengah), maka nama Madinah mengandung arti negeri dimana penduduknya hidup secara beradab atau berperadaban tinggi. Jika dilengkapi dengan al Munawwarah maka artinya peradaban tingi yang disinari atau diterangi (oleh wahyu). Ada proses-proses bagaimana Nabi menegakkan pilar-pilar masyarakat Madinah, antara lain : Mempersaudarakan pengungsi Makkah (Muhajirin) dengan penduduk Madinah (Ansar), dan kedua kelompok itu akhirnya menjadi pilar utama tegaknya masyarakat Islam di Madinah. Mengatur tata pergaulan sosial dengan agama, baik dalam kehidupan rumah tangga (pernikahan dengan segala hal yang terkait) maupun kehidupan sosial (mu`amalah). Meneguhkan kedudukan dirinya (Rasul) sebagai pemimpin masyarakat, yang dalam menjalankan kebijakan selalu bermusyawarah dengan sahabat-sahabat besar (aspirasi masyarakat) Menjalin perjanjian perdamaian dengan semua kekuatan sosial yang ada (terkenal dengan Piagam Madinah) Menegakan hukum yang disepakati (Piagam Madinah), antara lain menghukum para penghianat perjanjian. Memberikan keteladanan yang sangat tinggi (uswah hasanah) dalam kehidupan sebagai pribadi, sebagai pemimpin keagamaan dan pemimpin masyarakat. Selama sepuluh tahun periode Madinah, Nabi bukan saja berhasil membangun masyarakat madani di kota Madinah, tetapi juga berhasil menyatukan seluruh wilayah semenanjung Arabia dalam kesatuan wilayah politik. Pilar-Pilar Masyarakat Islami. Sebagaimana disebutkan diatas bahwa masyarakat adalah kumpulan dari orang banyak yang berbeda-beda tetapi menyatu dalam ikatan kerjasama, dan mematuhi peraturan yang disepakati bersama. Masyarakat yang ideal adalah yang meski mereka memiliki sub jati diri yang berbeda-beda tetapi mereka menyatu dalam satu identitas masyarakat, mematuhi peraturan yang disepakati bersama dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Sepintas pemikiran ini sejalan dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi ruh terbangunnya bangsa Indonesia. Tujuan bersama masayarakat adalah membangun kesejahteraan sosial dimana setiap indifidu terlindungi hak-haknya oleh sistem sosial. Sistem sosial akan kuat jika didukung oleh sub sistem yang menjadi pilarnya. Harus dibedakan antara nama masyarakat Islam dan masyarakat Islami. Masyarakat Islam adalah kumpulan masyarakat yang beragama Islam, sedangkan masyarakat Islami adalah masyarakat yang didalamnya berlaku nilai-nilai Islam. Jika suatu masyarakat terbangun sesuai dengan konsep tersebut diatas maka tatanan masyarakat itu akan sangat indah, apa yang oleh Nabi disebut sebagai taman. Dunia manusia (masyarakat) itu berpeluang menjadi taman yang indah jika didukung oleh pilar-pilar yang kuat. Ad dunya bustanun tuzuyinat bikhamsati asy ya�. Menurut Nabi ada enam pilar yang diperlukan bagi terbangunnya taman manusia, yaitu (1) ilmunya ulama, (2) keadilan penguasa, (3) kejujuran para pengusaha (4) kemurahan hati orang kaya, (5) doa orang miskin dan (6) disiplin para pekerja (7) ibadahnya para hamba. Pilar pertama ; ilmunya ulama Yang dimaksud ulama dalam konteks ini adalah para ahli, ilmuwan tidak terbatas pada ahli ilmu agama. Yang dimaksud ilmunya ulama sebagai pilar masyarakat adalah konsep ilmiyah. Suatu tatanan masyarakat harus berdiri diatas konsep ilmiyah. Undang-undang, peraturan, Struktur organisasi dan program-program harus teruji secara ilmiah. Sebuah konsep harus didasari oleh filosofi ya\ng benar dan struktur pemikiran yang logis. Dengan konsep yang logis maka dinamika masyarakat bisa direkayasa (sosial engeenering) dan diprediksi. Pada tataran masyarakat manapun ulama (ilmuwan) menempati kedudukan yang terhormat. Pilar Kedua; Keadilan Penguasa (Umara) Ketika sebuah konsep diaplikasikan maka ia harus dipatuhi secara konsisten dan proporsional menyangkut tertib, sistem, kadar dan peruntukan. Sebaik apapun suatu konsep jika ketika diterapkan tidak dipatuhi maka hasilnya tidak akan optimal atau bahkan gagal. Yang berwenang mengawasi agar suatu peraturan berlangsung sebagaimana mestinya adalah Pemerintah atau Penguasa (Umara) dalam semua tingkatanya. Jika Pemerintah menjalankan secara benar maka ia disebut adil. Jika dalam menjalankan peraturan itu banyak penyimpangan, distorsi dan korupsi maka ia disebut zalim. Keadilan Penguasa merupakan pilar kedua yang menjamin terbangunnya masyarakat sebagai taman inah. Pilar Ketiga ; Kejujuran Para Pengusaha Dalam tatana\n masyarakat manapun ada kelompok pengusaha, yakni mereka yang bekerja mendekatkan masyarakat dari kebutuhannya yang dengan itu masyarakat merasa nyaman dalam hidupnya karena segala kebutuhannya mudah dijangkau. Untuk jasa mendekatkan masyarakat dari kebutuhannya pengusaha atau pedagang boleh mengambil keuntungan. Jika dunia usaha tumbuh dengan sehat maka kehidupan masyarakat akan dinamis dan semarak. Tetapi pengusaha juga punya peluang untuk memeras masyarakat dan menghancurkan tatanannya, yaitu jika para pengusaha tidak jujur atau tidak amanah. Pengusaha dapat memark up harga, kongkalingkong dengan penguasa, manipulasi kualitas, manipulasi pajak dan sebagainya yang bisa berdampak pada hilangnya rasa kepercayaan (trust) masyarakat. Jika kepercayaan sudah hilang, maka hidup di tengah masyarakat seperti itu sama sekali tidak nyaman. Kejujuran pengusaha dikontrol oleh Pemerintah dan masyarakat, jika aparat Pemerintah (umara) berhasil disuap oleh pengusaha sehinga keuangan negara dibobol, kualitas produk dipalsu maka yang dirugikan adalah masyarakat dan negara. Disinilah perlunya aparat yang kuat mental sehingga mereka tetap bertindak adil Pilar Ke Empat : Kemurahan Hati Orang Kaya Pada tataran masyarakat manapun ada kelompok orang kaya dan kelompok orang miskin. Secara sosiologis orang kaya biasanya dekat dengan penguasa, dan bahkan ada masyarakat dimana penguasa dikendalikan oleh pengusaha. Dalam dunia modern seringkali terjadi yang kaya bertambah kaya dan yang miskin bertambah miskin. Akibatnya kecemburuan sosial terjadi, orang miskin membenci orang kaya, orang kaya mempersempit ruang gerak orang miskin. Dalam praktek sering terjadi pengusaha diperalat oleh orang kaya justeru untk menindas orang msikin sekaligus melindungi orang kaya. Orang kaya akan menjadi pilar masyarakat apabila mereka memiliki sifat murah hati. Mereka berfikir positip terhadap lapisan orang miskin, sehingga dengan segala cara melakukan usaha bagaimana meningkatkan kesejahteraan orang miskin. Harus diakui bahwa orang kaya biasanya lebih kreatip dibanding orang miskin. Orang kaya yang murah hati biasanya dicintai dan dibela oleh orang miskin, dan ini memberi kontribusi yang sangat besar pada stabilitas sosial, karena kecemburuan sosial justeru sangat rentan terhadap munculnya perilaku anarkis orang miskin terhadap orang kaya. Pilar Kelima : Doa orang miskin Orang-orang miskin secara ekonomi adalah kaum lemah yang terkadang menjadi beban Pemerintah. Secara sosiologis psikologis kelompok miskin (proletar menurut term komunis) bisa berubah menjadi bara panas yang bisa mengguncangkan tatanan sosial. Di negeri-negeri Komunis lapisan orang miskin dijadikan ikon perjuangan politik melawan orang kaya (borjuis). Di Jakarta ada kelompok kecil yang menjadikan orang miskin perkotaan sebagai ikon perjuangan politik melawan kemapanan, meski kecil tetapi sangat efektip untuk mengguncang-guncang ibu kota. Kemiskinan adalah musuh, tetapi apa persepsi musuh bisa berbeda-beda. Untuk memadamkan bara api kemiskinan dapat dilakukan dengan pemberlakuan pola hidup sederhana, yakni meski orang kaya tetapi pola konsumsi tetap sederhana, sekedar meme nuhi kebutuhan obyektip. Pamer kemewahan dari kelompok orang kaya akan mudah sekali menumbuhkan kecumburuan sosial yang bisa dipropokasi untuk menjadi anarki. Tetapi jika lapisan orang miskin tidak cemburu kepada orang kaya, apalagi jika merasa terbuka peluang obyektipnya untuk berjuang, dan merasakan kehangatan dari kemurahan hati orang kaya, maka orang-orang miskin akan selalu mendoakan secara berjamaah, berdoa untuk pemimpinnya dan berdoa untuk orang-orang baik. Nah doa orang miskin mempunyai peran signifikan dalam membangun rasa tenteram masyarakat. Orang miskin yang sabar pada umumnya didalam jiwanya penuh dengan rasa kasih sayang yang oleh karena itu sangat terdorong untuk berdoa, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain, sementara orang msikin yang merasa teraniaya pada umumnya dipenuhi rasa marah dan dendam yang mudah sekali dipropokasi untuk melakukan tindak anarkis. Pilar keenam; Disiplin Para Pekerja Dari delapan asnaf yang berhak menerima zakat ada yang disebut `amilin, yakni orang-orang yang bekerja mengumpulkan dan mendistribusikan zakat. Maknanya setiap program, pekerjaan dan usaha pasti ada elemen pekerja atau buruh, dan mereka adalah bagian dari produksi yang berhak menerima upah. Tanpa pekerja pabrik tak akan jalan, tanpa pegawai Pemerintah tak akan jalan, tanpa karyawan institusi usaha tak kan jalan. Jadi pekerja adalah bagian dari produksi yang juga sangat menentukan tingkat produktiftas sebuah lembaga. Buruh adalah orang yang menggantungkan hidupnya dari upah kerja, dimana modalnya bukan uang tetapi tenaga dan kepandaian. Oleh karena itu agama menganjurkan agar upah kerja dibayarkan segera sebelum �keringatnya� kering. Maknanya karena buruh hidupnya sangat bergantung kepada gaji maka pembayaran gaji tidak boleh ditunda, sesuai dengan sistemnya, harian, mingguan, bulanan atau borongan. Di negara industeri kaum buruh sangat besar peranannya hingga mereka bisa mengontrol pemerintahan dengan mendirkan Partai Buruh . Gerakan buruh yang kompak juga bisa mengguncangkan sendi-sendi pemerintahan. Oleh karena itu perlu ada sistem perburuhan yang menjamin kesejahteraan kaum pekerja, dan disiplin kaum pekerja akan menjadi pilar dari keindahan taman dunia. ZAKAT SEBAGAI SISTEM KESEJAHTERAAN SOSIAL Zakat adalah satu dari rukun Islam yang lima, artinya zakat merupakan sendi agama. Bentuk zakat adalah memberikan sebagian harta secara reguler kepada orang lain yang berhak, ada yang setahun sekali setiap Idul Fitri (zakat fitrah), ada yang setiap panen (zakat pertanian) ada yang setiap tutup buku (perdagangan) dan ada yang setiap berjumpa obyeknya (zakat barang temuan/harta karun). Bagi pembayar, zakat sebagaimana arti bahasa dari kata zakat mengandung arti suci dan tumbuh, yakni orang yang patuh membayar zakat , hatinya dididik menjadi suci, yakni hatinya sedikit-sedikit dilatih untuk tidak terbelenggu oleh harta karena memberi kepada orang lain merupakan latihan jiwa membuang sifat tamak, menanamkan kesadaran bahwa didalam harta miliknya ada hak orang lain yang harus ditunaikan. Harta pun menjadi suci karena terbebas dari apa yang bukan miliknya. Menurut al Qur�an, di dalam harta si kaya terkandung hak-hak orang lain, yang meminta dan yang tidak berani meminta. wa fi amwalihim haqqun li as saili wa al mahrum. Jadi zakat memang milik mustahiq yang harus dibayarkan, jika tidak dibayarkan maka berarti si kaya menahan hak-hak orang miskin yang berhak, dan perbuatan itu searti dengan korupsi. Zakat juga mengandung arti tumbuh, yakni bahwa harta yang dizakati akan tumbuh berkembang secara sehat seperti pohon yang rindang, indah dipandang mata, bisa untuk berteduh orang banyak dan buahnya bermanfaat. Zakat merupakan rukun Islam yang wajib dilaksanakan. Prinsip dasar syariat Islam adalah memperkecil beban, oleh karena itu zakat bersifat ringan, hanya 2,5 % (zakat niaga/kekayaan), 5 % (zakat produksi pertanian padat modal) , 10 % (zakat produksi pertanian tadah hujan dan 20 % (zakat barang temuan atau rejeki nomplok). Zakat dipusatkan pada membayar, bukan pada menerima, oleh karena itu zakat lebih merupakan shok terapi bagi pemilik harta agar tidak serakah memonopoli kekayaan. Zakat tidak relefan dengan pengentasan kemiskinan karena jumlahnya yang sangat sedikit. Oleh karena itu sebagaimana disamping salat wajib juga dianjurkan salat sunnat yang bermacam-macam dan jauh lebih banyak dibanding salat wajib, maka disamping kewajiban berzakat, pemilik harta dianjurkan untuk memberi sedekah dan infaq. Shadaqah adalah pemberian yang diberikan kepada fakir miskin dengan niat ibadah. Fakir adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak pula memiliki harta untuk membiayai hidupnya, sedangkan orang miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan tetapi hasilnya tidak mencukupi untuk membiayai hidupnya secara �pantas�. Jika zakat hanya diwajibkan kepada orang kaya, sadaqah bukan saja dianjurkan kepada orang kaya tetapi juga dianjurkan kepada orang miskin. Jika zakat ditentukan obyeknya, tarifnya dan mustahiqnya, maka sedekah tidak dibatasi jumlahnya, boleh 1 % dari hartanya, boleh 10 %, boleh 50 % dan bahkan boleh menyedekahkan hartanya secara keseluruhan. Adapun infaq adalah pemberian yang ditentukan jumlahnya untuk kepentingan tertentu, misalnya infaq untuk membangun jalan, membangun sekolah, membangun masjid dan sebagainya. Dalam keadaan sulit pada zaman Rasul, Usman bin Affan sebagai orang kaya menyerahkan 50 % hartanya untuk infaq dan sadaqah, sementara Abu Bakar Siddiq sebagai orang miskin menyerahkan 100 % harta miliknya untuk infaq dan sedeqah. Karakter dan Temperamen Ada perilaku yang bersumber dari karakter seseorang, tapi ada juga perilaku yang bersumber dari temperamennya. Apa bedanya? Temperamen merupakan corak reaksi seseorang ter�hadap berbagai rangsangan yang berasal dari lingkungan dan dari dalam diri sendiri. Temperamen berhubungan erat dengan kondisi biopsikologi seseorang, oleh karena itu sulit untuk diubah dan bersifat netral terhadap penilaian baik buruk. Sedangkan karakter berkaitan erat dengan penilaian baik buruknya tingkah laku seseorang didasari oleh bermacam-macam tolok ukur yang dianut masyarakat. Karakter terbentuk melalui perjalanan hidup seseorang, oleh karena itu ia dapat berubah. Jika temperamen tidak mengandung implikasi etis, maka karakter justeru selalu menjadi obyek penilaian etis. Terkadang orang memiliki temperamen yang berbeda dengan karakternya. Ada orang yang temperamennya buruk, padahal karakternya baik. Jika temperamennya sedang bekerja maka pada umumnya bertingkah laku negatip, tetapi setelah reda nanti ia menye�sali dan malu atas apa yang dilakukannya, meskipun nanti juga akan terulang kembali. Sedangkan orang yang karakter�nya buruk tetapi temperamennya baik, ia dapat menyem�bunyikan keburukannya dihadapan orang. Penipu biasanya memiliki temperamen yang baik tetapi karakternya buruk. Yang paling merepotkan adalah orang jahat yang temperamen�nya buruk. Karakter yang sudah menetap akan membentuk sebuah kepribadian. Menurut Freud, kepribadian manusia berdiri diatas tiga pilar, Id, Ego dan Super Ego, unsur hewani, akali dan moral. Perilaku menurut Freud merupakan interaksi dari ketiga pilar tersebut. Tetapi kesimpulan Freud manusia adalah Homo Volens, yakni makhluk berkeinginan yang tingkah lakunya dikendalikan oleh keinginan-keinginan yang terpendam di dalam alam bawah sadarnya, satu kesimpulan yang merendahkan martabat manusia. Sedangkan dalam pandangan Islam, kepribadian merupakan interaksi dari kualitas-kualitas nafs, qalb, akal dan bashirah, interaksi antara jiwa, hati, akal dan hati nurani. Kepribadian, disamping bermodal kapasitas fitrah bawaan sejak lahir dari warisan genetika orang tuanya, ia terbentuk melalui proses panjang riwayat hidupnya, proses internalisasi nilai pengetahuan dan pengalaman dalam dirinya. Dalam perspektip ini maka keyakinan agama yang ia terima dari pengetahuan maupun dari pengalaman masuk dalam struktur kepribadian seseorang. Seorang muslim dengan kepribadian muslimnya yang prima, tidak bisa merasakan enaknya daging babi, meskipun dimasak dengan standar seleranya, seprti juga tidak bisa menikmati kekayaan hasil korupsi, sebagaimana juga ia selalu terjaga dari tidurnya yang nyenyak jika ia belum menjalankan salat Isya. Sudah barang tentu kualitas kepribadian muslim setiap orang berbeda-beda. Kualitas kepribadian muslim juga tidak mesti konstan, terkadang kuat, utuh dan prima, tetapi di kala yang lain bisa saja terdistorsi oleh pengaruh di luar keyakinan agamanya. Dasar-Dasar Perilaku Tiap-tiap perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar disebut sebagai kelakuan atau tingkahlaku (behavior). Berkata benar, perkataan dusta, perbuatan kebajikan, perbuatan kejahatan, adalah perbuatan yang bukan hanya bersifat lahir, tetapi mempunyai dasar-dasar di dalam jiwa. Makna senyuman tidak terletak di bibir tetapi terhunjam di dalam jiwa orang yang tersenyum itu. Demikian pula suatu pukulan tangan , maknanya tidak pada kerasnya pukulan, tetapi pada motif yang terkandung dalam perbuatan memukul itu. Untuk mengetahui makna tingkahlaku seseorang tidak cukup dengan melihat tingkahlaku yang nampak, tetapi harus menganalisis dasar-dasar yang menjadi sumber lahirnya tingkahlaku itu, yaitu jiwanya. Diantara hal-hal yang mendasari terjadinya tingkahlaku adalah sebagai berikut : Instinct. Instinct sering disebut juga dengan istilah naluri. Setiap manusia memiliki naluri sebagai sifat basyariah, dimana baik disadari maupun tidak, instinc mendorong lahirnya perilaku tertentu. Secara naluriah manusia akan merasakan haus jika di dalam tubuhnya kurang cairan, merasa lapar jika kekurangan makanan, merasa ngantuk jika tubuhnya lelah, dan merasa �ngebet� jika dorongan seksualnya tiba. Secara garis besar naluri manusia dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu : instinct menjaga diri agar tetap hidup. Dari instinct inilah maka manusia secara naluriah akan mencari tempat berteduh jika kehujanan atau kepanasan, makan atau minum jika kelaparan/kehausan. Dorongan ini pula yang terkadang membuat seseorang sanggup melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, seperti maling yang fisiknya sangat kuat tega membunuh nenek-nenek tua renta yang memergokinya, atau nenek-nenek yang fisiknya sangat lemah tiba-tiba bisa membunuh perampok yang memperkosa cucunya di depan matanya. . Instinct seksual. Manusia secara naluriah menyukai lawan jenisnya, ingin bercumbu memuaskan dahaganya, dan bahkan banyak orang melakukan suatu perbuatan seperti bekerja keras atau rajin belajar, secara tidak disadari sebenarnya di dorong oleh instinct ini, apa yang oleh Freud disebut libido. . Instinct takut. Gemetar, lari atau terkencing-kencing ketika berjumpa dengan sesuatu yang menakutkan merupakan perilaku yang berdasar pada instinct ini. Semua perilaku naluriah, yang dalam pelaksanaanya tidak disertai kesadaran ikhtiar, kesadaran memilih alternatip, masuk dalam kategori tingkahlaku naluriah yang berada di luar hukum perbuatan baik buruk. Meski demikian naluri bisa diarahkan. Insticnt yang positip bisa ditumbuhkan semangatnya sehingga menjadi potensi positip, sedangkan insticnt yang berakibat buruk bisa dtekan melalui pengurangan kesempatan dan pengalihan perhatian. Adat Kebiasaan Perbuatan yang diulang-ulang dalam waktu lama oleh perorangan atau oleh kelompok masyarakat sehingga menjadi mudah mengerjakannya disebut adat kebiasaan. Sebenarnya sebagian besar tingkahlaku manusia terbentuk melalui pembiasaan. Cara berjalan, cara mengungkapkan kegembiraan, cara mengungkapkan kemarahan, cara berpakaian, cara berbicara dan sebagainya adalah wujud dari kebiasaan manusia. Bahkan rasa enak tidak enaknya suatu makanan (selera) juga terbentuk melalui kebiasaan makan. Secara psikologis, adat kebiasaan itu merupakan penyesuaian otak dengan urat saraf. Segala hal yang dirasakan dan diperbuat oleh manusia berhubungan erat dengan urat syaraf dan otak. Sifat urat syaraf itu lentur dan menerima perobahan sepanjang sesuai dengan kodratnya. Ibarat selembar kertas, ketika dilipat pertama kali masih ada perlawanan, tetapi ketika lipatan itu diteruskan, maka lipatan itu mengubah atau menciptakan bentukan baru. Tetapi jika yang dilipat itu lembaran karet maka penolakannya akan terus menerus karena kodrat karet tidak menerima lipatan. Manusia setiap kali berfikir dan berbuat, maka keduanya akan meninggalkan bekas di dalam jiwanya, menjelma dalam bentukan terbaru. Jika fikiran dan perbuatan itu diulang untuk yang kedua kali, maka ia lebih mudah karena urat syarafnya telah siap dan terbentuk menurut fikiran dan perbuatan itu. Jika fikiran dan perbuatan itu terus diulang-ulang-ulang dalam waktu yang lama, maka fikiran dan perbuatan itu akan mengalir seperti air yang mencari celah saluran rendah. Orang yang terbiasa duduk dengan menempatkan kaki di meja, maka ia akan mudah sekali mengulanginya meski di tempat yang semestinya tidak boleh begitu. Menghafal Al Qur�anpun sebenarnya merupakan adat kebiasaan. Orang yang sudah hafal ayat al Qur�an, seluruhnya atau sebagian, membaca al Qur�an itu bagaikan aliran air yang mengalir, tanpa harus repot-repot berfikir atau mengingat urutannya. Sepanjang syarafnya tidak dirusak oleh bentukan lain yang bertentangan maka hafalan itu akan terus terpelihara. Dalam perspektip ini maka orang tidak bisa menghafal al Qur�an bersama-sama dengan membiasakan berbuat maksiat, karena dua bentukan dalam urat syaraf itu bertentangan. Kebiasaan bisa dibentuk tetapi tidak semua perbuatan bisa dijadikan kebiasaan. Suatu fikiran atau perbuatan dapat dibentuk menjadi adat kebiasaan apa bila memenuhi syarat-syaratnya : (a). Perbuatan yang diulang-ulang itu menyenangkan. Orang sakit meski ia berulang-ulang meminum obat tidak akan tertanam dalam urat syaraftnya kesukaan meminum obat, meski obat itu berguna, karena obat itu pahit tidak menyenangkan. Sebaliknya merokok, meski tidak menyehatkan, bahkan berpotensi merangsang datangnya penyakit, tetapi karena mengandung unsur menyenangkan maka ia dapat menjadi adat kebiasaan. Anak yang mempunyai hobbi belajar, perbuatan membaca buku dalam waktu tertentu secara reguler akan meningkat menjadi adat kebiasaan membaca hingga akhir hayat. Tetapi bagi murid yang malas, karena ia tidak mencintai ilmu, maka jadwal belajar ketika menjadi murid sekolah tidak membekas menjadi bentuk adat kebiasaan belajar. (b). Memberi kemudahan kepada perbuatan yang dibiasakan. Belajar bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya pada mulanya adalah susah dan malas, tetapi ketika diulang-ulang terasa menjadikannya lebih mudah, maka lama-kelamaan berbicara bahasa asing itu menjadi adat kebiasaan yang menyenangkan karena mudah. (c). Menghemat waktu. Ketika mula pertama belajar menulis, orang membutuhkan waktu yang lama untuk menulis satu halaman. Ketika kebiasaan menulis sudah berlangsung lama maka orang dapat menulis puluhan atau bahkan ratusan halaman dalam waktu singkat. Penggunaan tangan kanan dan kiri sebenarnya juga berhubungan dengan kebiasaan. Orang yang terbiasa menggunakan tangan kanannya untuk melakukan sesuatu, tetapi kemudian kehilangan tangan kanannya karena kecelakaan, maka tangan kiripun akhirnya efektip untuk menyelesaikan pekerjaan- yang selama ini dikerjakan oleh tangan kanan. KETURUNAN Teori tabularasa memandang manusia bagaikan kertas putih yang bisa ditulisi apa saja. Manusia menjadi apa tergantung pengalaman yang tergores pada kertas jiwanya, atau seperti yang dikatakan oleh aliran Behaviourisme bahwa manusia sepenuhnya tunduk kepada lingkungan. Teori lain memandang bahwa manusia mewarisi genetika orang tuanya, oleh karena itu faktor keturunan sangat signifikan dalam membentuknya menjadi siapa. Di lingkungan ilmu pendidikan , baik faktor hereditas atau keturunan maupun faktor miliu atau lingkungan, keduanya diakui mempunyai pengaruh dalam membentuk perilaku manusia. Hanya saja, faktor mana yang dominan, faktor hereditas atau miliu, tidak ada kesepakatan pendapat. Psikologi mutakhir cenderung berpendapat bahwa faktor hereditas lebih dominan pengaruhnya dibanding miliu Dalam pandangan Islam, kedua hal itu juga diakui. Pertama diakui bahwa setiap bayi lahir ia dilahirkan dalam keadaan fitrah, suci bersih, kullu mauludin yuladu `ala al fithrah, kata hadis Nabi. Hadis Nabi ini mengisyaratkan kuatnya pengaruh lingkungan terhadap pembentukan perilaku manusia. Tetapi hadis yang lain mengingatkan pentingnya faktor keturunan (nasab). Dalam hadis tersebut bahkan secara tegas dikatakan bahwa kualitas manusia itu menurun, Takhoyyaru li nuthofikum fainna al `iroqo dassas, artinya : Pilihlah sperma calon anak cucumu, karena darah (genetika) itu menurun. Tradisi Jawa juga menganggap penting faktor bibit bebet bobot dalam memilih calon ibu/bapak dari anak-anak, yang bermakna bahwa genetika orang tua itu menurun kepada anaknya. Meski demikian, Al Qur�an memberikan contoh yang seimbang agar orang tidak terlalu bangga atau menyombongkan faktor keturunan, misalnya seperti yang disebut dalam Al Qur�an bahwa Anak Nabi Nuh, Kan�an ternyata kafir, dan Ibrahim yang anak tokoh kafir justeru menjadi Nabi besar. LINGKUNGAN Pada era informasi sekarang ini kuatnya pengaruh ligkungan terhadap pembentukan perilaku manusia diakui oleh semua orang. Dunia pendidikan mengenal tiga lingkaran pendidikan, yaitu rumah tangga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Bagi anak yang lingkungan keluarganya tidak sehat, maka sepenuhnya anak itu akan dibentuk oleh lingkungan masyarakatnya dibanding oleh sekolahnya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa , 83% perilaku manusia, dipengaruhi oleh apa yang dilihat, 11% oleh apa yang didengar dan sisanya oleh berbagai stimulus campuran. Dari penilitian ini dapat difahami bahwa perilaku anak-anak dan remaja akan lebih terbentuk oleh televisi dan realitas perilaku masyarakat dibanding oleh nasehat orang tua atau gurunya, apa lagi jika nasehat itu bertentangan dengan apa yang dilihat dalam kenyataan masyarakat luas. Hanya anak-anak yang sejak dini telah dapat dibentuk perilakunya melalui pendidikan keluarga, yang dapat selectip menyerap pengaruh lingkungan. Sebagian ulama memandang bahwa pembentukan perilaku manusia itu cukuplah hingga anak itu mencapai usia baligh (sekitar usia 15 tahun). Setelah itu biarlah ia merespond sendiri terhadap lingkungan, sementara masyarakat umum dewasa ini justeru banyak yang mengeluh tentang perilaku anaknya yang menginjak remaja (15-18). Pandangan ulama itu merujuk pada pendidikan konservatip keluarga yang justeru sangat efektip dalam membentuk perilaku. Pendidikan ini dimulai justeru sejak anak dalam kandungan (pra natalia education). Ketika bayi dalam kandungan, psikologi ibunya dijaga ketat agar jangan mengalami kesedihan, dan dijaga dari mengkonsumsi barang yang tidak halal, sementara ayahnya banyak berdoa kepada Tuhan dan melakukan kebaikan yang diniatkan supaya menurun menjadi kelakuan anaknya yang masih dalam kandungan. Setelah lahir, bayi yang dalam keadaan fitrah itu langsung dididik spiritualnya dengan aqidah, yakni dengan diazani. Seanjutnya sejak bayi hingga remaja, anak itu dibentuk secara ketat oleh lingkungan keluarga, dengan menghadirkan secara optimal fungsi psikologis ibu sebagai garba kasih sayang (rahim) dan fungsi psikologis ayah sebagai idola yang mumpuni (gagah, hebat, serba bisa). Jika seorang anak beruntung memperoleh pembentukan peribadi dalam keluarga seperti itu maka pada usia akil baligh ia sudah siap berjalan sendiri menjelajahi lingkungan masyarakat luas tanpa takut larut di dalamnya (dengan merantau/sekolah jauh dari orang tua), karena benteng perilaku yang terbentuk dalam pendidikana keluarga itu akan dengan sendirinya menolak pengaruh lingkungan yang negatip. Dalam perantauan jauh dari pengawasan orang tua itu sang anak tetap merasa diayomi oleh kelembutan kasih sayang ibunya dan tetap merasa dipacu menggapai cita-cita oleh keidolaan ayahnya. Jadi lingkungan yang sangat efektip membentuk perilaku manusia adalah lingkungan psikologis, sementara lingkungan fisik sangat besar pengaruhnya pada anak yang kurang memperoleh pendidikan keluarga. MOTIVASI Setiap manusia yang normal, setiap kali mengerjakan suatu perbuatan pasti dibalik perbuatan itu ada tujuan yang ingin dicapai. Tidak ada orang yang melakukan suatu pekerjaan jika tidak ada tujuan yang ingin dicapai dengan perbuatan itu. Pekerjaan sama yang dikerjakan oleh banyak orang belum tentu bertujuan sama. Orang bisa berbeda-beda dalam sebagian tujuan yang ingin dicapai, tetapi mereka mungkin sepakat pada tujuan yang lain. Tujuan-tujuan itu terkadang hanya bersifat pemuasan kebutuhan biologis, terkadang pemuasan kebutuhan psikologis, atau bisa juga untuk pencapaian nilai-nilai tertentu sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya. Tingkahlaku manusia tak mudah difahami tanpa mengetahui kira-kira apa yang mendorongnya melakukan perbuatan tersebut. Manusia bukan boneka yang digerakkan dari luar dirinya, tetapi di dalam dirinya ada kekuatan yang menggerakkan sehingga seseorang mengerjakan suatu perbuatan tertentu. Faktor-faktor yang menggerakkan tingkahlaku manusia itulah yang dalam ilmu jiwa disebut sebagai motif. Motif (motive) yang berasal dari kata motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak menurut istilah psikologi mengandung pengertian penyebab yang diduga untuk suatu tindakan; suatu aktifitas yang sedang berkembang; dan suatu kebutuhan.1 Dalam bahasa Arab, motif atau faktor-faktor penggerak tingkahlaku itu disebut o Ada juga pakar psikologi yang membagi motif menjadi dua kelompok, yaitu motif primer dan motif sekunder.3 Yang dimaksud dengan motif primer adalah motif yang berkaitan dengan struktur organik tubuh manusia, seperti motif kepada udara, kepada gerakan, kepada makanan minuman dimana terdapat sejumlah motif yang mendorong seseorang untuk mencari jenis-jenis makanan. Para ahli juga menempatkan motif seksual dalam kelompok motif primer. Motif primer ini bersifat naluriah, tidak dipelajari atau diperoleh seseorang, tetapi diciptakan bersama dengan penciptaan awal (fitrah) manusia, sehingga motif primer juga disebut motif fitri.4 Sedangkan motif sekunder adalah motif yang sampai sekarang belum dipastikan hubungannya dengan struktur organik, tetapi ia dibatasi oleh jenis aktifitas seseorang. Berbeda dengan motif primer yang universal, motif-motif sekunder manusia berbeda-beda sesuai dengan budaya dimana mereka hidup dan jenis-jenis kegiatan apa yang dilakukan seseorang dalam hidupnya. Diantara motif sekunder antara lain motif persaingan, motif kejayaan, motif kebebasan, motif kerjasama, motif untuk masuk ke dalam suatu golongan dan sebagainya.. Disamping pembagian dikotomis primer sekunder, ada pakar psikologi yang membagi motif menjadi tiga kelompok, yaitu motif biologis, emosi dan nilai-nilai.5 a. Hubungan Motif Dengan Tujuan Motif dapat disimpulkan sebagai keadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah terhadap aktifitas manusia. Motif itulah kekuatan yang menggerakkan dan mendorong (faktor penggerak) aktifitas seseorang, yang membimbingnya kearah tujuan-tujuannya. Tujuan dan aktifitas seseorang selalu bekaitan dengan motif-motif yang menggerakkannya. Sedangkan tujuan adalah apa yang terdapat pada alam sekitar yang mengelilingi seseorang, yang pencapaiannya membawa kepada pemuasan motif tertentu. Air adalah tujuan orang haus, makanan adalah t ujuan orang lapar. Gengsi adalah tujuan dari orang yang membutuhkan harga diri. Jadi motiv bekerja adakalanya untuk pemuasan kebutuhan fisik seperti lapar, haus, lelah atau pemuasan seksual, selanjutnyaoleh para ahli psikologi disebut motiv primer. Motif adakalanya bekerja juga untuk memenuhi pemuasan kebutuhan sosial yang muncul dalam bentuk kecenderungan atau kesenangan tertentu, seperti cinta diri atau ingin memiliki supremasi dan dominasi atau untuk mempertahankan kedudukan sosialnya dan sebagainya, selanjutnya disebut motif sekunder. Dari sini jelaslah bahwa tujuan berkaitan erat dengan motif. Disamping istilah motiv, dikenal pula istilah motivasi. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan yang melahirkan tingkah laku, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari perbuatan yang dilakukan. Dalam Kamus Psikologi disebutkan bahwa motivasi (motivation) adalah perangsang, baik intrinsik maupun ektrinsik yang memprakarsai dan mendukung sikap aktivitas yang ada; suatu konsep yang kompleks dan dwi fungsi untuk menunjukkan (biasanya) tingkah laku yang didorong ke arah tujuan.6 Pengetahuan tentang motif dari perbuatan manusia sangat penting untuk memahami tingkahlaku mereka, karena satu perbuatan yang dilakukan oleh dua orang belum tentu satu makna. b. Fungsi Penggerak Tingkah laku Manusia ketika melakukan suatu perbuatan, disadari atau tidak oleh yang bersangkutan, sebenarnya apa yang dilakukan itu digerakkaan oleh suatu sistem di dalam dirinya, yakni oleh sistem nafsani. Disamping mampu memahami dan merasa, sistem nafs juga mendorong manusia untuk melakukan sesuatu yang dibutuhkan. Jika penggerak tingkahlaku atau motif kepada sesuatu itu telah mulai bekerja secara kuat pada seseorang, maka ia mendominasi orang itu dan mendorongnya melakukan suatu perbuatan. Ketika motif kepada sesuatu itu bekerja pada puncaknya, ketika itu orang tidak lagi bebas untuk mengarahkan atau mengendalikan tingkahlakunya, karena ia harus memenuhi tuntutan motif itu dalam memperoleh pemuasannya. Dalam keadaan seperti ini seseorang seperti didesak untuk secepatnya mencapai tujuannya tanpa mempedulikan resiko atau akibat samping dari perbuatannya. Dalam merespon dorongan dari dalam dirinya itu manusia ada yang sanggup mengendalikannya secara semestinya sehingga motifnya memperoleh pemuasan terpenuhi, tetapi tingkahlakunya tetap dapat dipertanggungjawabkan. Di sisi lain ada orang yang tidak mampu mengendalikan dorongan-dorongan itu sehingga hal itu dapat menghilangkan keseimbangan kepribadian, atau menimbulkan keguncangan dan juga membuat seseorang tidak mampu melihat masalah secara teliti Motivasi untuk melakukan sesuatu bisa disebabkan oleh hal-hal yang berbeda, antara lain : Karena keyakinan. Keyakinan seseorang yang memotivisirnya untuk melakukan sesuatu bisa disebabkan berdasarkan pengalaman hidupnya, bisa juga karena pengetahuan baru yang diperoleh melalui buku atau pengalaman orang lain. Karena terbawa. Keputusan seseorang untuk bekerja di luar negeri, untuk ikut demontrasi, untuk mendukung partai tententu, bisa saja motivasinya hanya karena terbawa oleh orang lain yang juga mengerjakan hal yang sama. Biasanya orang yang mudah terbawa adalah orang yang rendah kredibilitasnya, atau orang yang sedang dalam keadaan tidak memiliki kedudukan sosial di lingkungannya. Karena terpedaya atau terpesona. Orang yang sedang dalam keadaan lemah mental, atau orang yang sangat ambisius sering dapat diperdaya untuk melakukan hal-hal yang secara jelas tidak masuk akal. Orang yang terlalu lama menganggur misalnya ia dapat menjual rumahnya dan uangnya diserahkan kepada seseorang yang menjanjikan untuk dapat mengirim bekerja di luar negeri, padahal ia belum kenal dengan orang tersebut. Karena asal berbuat. Orang yang sedang dalam keadaan stress mental terkadang melakukan sesuatu tanpa ada motivasi kecuali hanya sekedar berbuat. 6. Keinsafan Menurut informasi, Laksamana Soedomo, mantan Pangkopkamtib pada hari tuanya sangat rajin beribadah dan bahkan setiap pagi sebelum waktu subuh tiba beliau selalu sudah lebih dahulu berada di masjid, mendahului jamaah lain yang rumahnya lebih dekat dengan masjid itu. Ketika Soedomo dikhabarkan masuk Islam (kembali) banyak orang mencibir sinis, karena beliau sebelumnya dikenal sebagai Jenderal Kristen yang pada era Soeharto banyak menindas aktifis Islam. Menurut hemat penulis, Sudomo sungguh memeluk Islam, dan sungguh-sungguh pula dalam hal rajin beribadah di hari tuanya. Mengapa demikian ? Sejarah panjang hidupnya, jatuh bangunnya, perasaan besar dan kecilnya, perasaan tersanjung dan terhempas yang ada dalam dirinya telah mengantarkannya pada keinsyafan yang sebenarnya. Keinsyafan sifatnya sangat indifidual, oleh karena itu hanya Pak Sudomo sendiri yang menghayati keinsyafan beliau. Keinsyafan merupakan dasar yang sangat kokoh bagi seseorang untuk melakukan sesuatu atau mengubah perilaku sebelumnya, sampai pada tingkat tidak peduli kepada penilaian atau cibiran orang lain, karena keinsyafan itu sendiri telah memberikan kemantapan hati untuk memilih jalan yang ia yakini. Keinsyafan itu merupakan akumulasi dari kalkuklasi psikologis yang berhubungan dengan ketajaman hati nurani, atau kuatnya cita-cita dan kehendak. (a). Ketajaman hati Nurani Bahasa Indonesia mengenal istilah hati nurani atau kata hati atau hati kecil untuk menyebut kejujuran seseorang atas diri sendiri. Kata nurani diduga berasal dary �iy maupun �aqly128 Dari keterangan Al Qur�an menyangkut nafs maka struktur basirah dalam sistem nafs dapat diilustrasikan sebagai berikut; Manusia memiliki dimensi ruhani yang terdiri dari nafs, aql, qalb, ruh dan basirah. Nafs diibaratkan sebagai ruangan yang sangat luas dalam alam ruhani manusia. Dari dalam nafs itulah manusia digerakkan untuk menangkap fenomena yang dijumpai, menganalisanya dan mengambil keputusan. Kerja nafs dilakukan melalui jaringan qalb, aql, dan basirah , tetapi kesemuanya itu baru berfungsi manakala ruh berada dalam jasad dan fungsi kejiwaan telah sempurna. Qalb merupakan bagian dalam nafs yang bekerja memahami, mengolah, menampung realita sekelilingnya dan memutuskan sesuatu. Sesuai dengan potensinya maka qalb merupakan kekuatan yang sangat dinamis, tetapi ia temperamental, fluktuatip, emosional dan pasang surut. Untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, qalb bekerja dengan jaringan akal, tetapi kondisi qalb dan akal terkadang tidak optimal sehingga masih dimungkinkan terkontaminasi oleh pengaruh syahwat , atau oleh motiv kepada hal-hal yang bersifat negatip, dan dalam keadaan demikian, �aql dan qalb dapat melakukan helah mental, yakni memandang sesuatu yang salah, dengan alasan-alasan (q Orang yang hati nuraninya berfungsi dengan baik maka ia dapat secara jernih melakukan introspeksi, melakukan kalkulasi psikologis atas semua yang pernah dilakukan dan dialami, mana yang menjadi tanggungjawab dirinya, apa yang harus ditebus, apa yang harus ditutup, apa yang harus diterima secara ikhlas, semuanya mengkristal menjadi satu keinsyafan, dan dari keinsyafan itulah ia melakukan sesuatu yang dipandangnya paling baik bagi dirinya. Sebaliknya orang yang hati nuraninya gelap, ia tak juga insyaf meskipun sudah berkali-kali jatuh dan bahkan tak melihat harapan masa depan. (b). Cita-Cita Cita-cita adalah gambaran dalam fikiran tentang apa yang ingin dicapai dalam hidup. Setiap manusia pasti memiliki keinginan memiliki sesuatu, atau menjadi apa atau menjadi siapa dalam hidupnya. Jauh sebelum keinginannya tercapai terlebih dahulu orang menggambarkan dalam fikirannya apa dan siapa yang ingin digapai, misalnya gambaran tentang negeri yang ingin dituju, rumah yang ingin ia tinggal disana, status sosial yang didambakan dan seterusnya. Cita-cita merupakan implementasi dari kapasitas berfikir manusia, dan ia menjadi pembeda antara manusia dengan hewan. Sejak dahulu pola hidup hewan tidak berubah karena hewan tidak berfikir, tidak bercita-cita dan tidak mengupayakan adanya perubahan. Sedangkan manusia karena ia berfikir maka selalu terangsang untuk memperoleh yang lebih baik, membuang yang lama yang tidak memenuhi cita rasanya dan mengupayakan hal baru yang dapat memuaskan jiwanya. Dalam perspektip ini maka cita-cita manusia hampir tidak pernah sama, karena cita-cita seseorang sangat bergantung kepada kapasitas dan corak jiwanya. Seorang pendidik mempunyai cita-cita yang sejalan dengan kecenderungannya pada dunia pendidikan. Seorang pelaku ekonomi bercita-cita menguasai aset ekonomi, politikus bercita-cita menjadi penguasa, failasuf bercita-cita meninggikan kecerdasan masyarakat, seniman bercitacita membuat karya seni yang memuaskan dahaga seninya dan seterusnya. Hewan karena tidak bercita-cita maka pola tingkahlakunya tidak berubah, sedangkan manusia pola tingkahlakunya justeru dipengaruhi oleh jenis dan tingkat cita-citanya. Orang yang bercita-cita menjadi pemimpin pasti rajin belajar dan aktip dalam kegiatan. Orang yang cita-citanya memajukan masyarakat pasti ia tertarik mengamati perilaku masyarakat, potensi positip dan potensi negatipnya. Orang yang bercita-cita menjadi ilmuwan pasti menyukai buku.. (1) Membangun cita-cita. Orang sering tidak menyadari dari mana datangnya cita-cita itu dan kapan mulai tumbuhnya, karena cita-cita tumbuh bersamaan dengan proses kehidupan yang berkesinambungan dimana ia terterlibat langsung. Ada orang yang sejak awal sudah bercita-cita tinggi, ingin menjadi presiden misalnya, tetapi ada juga orang yang cita-citanya berjalan secara estapet, bermula menjadi lurah, kemudian bercita-cita menjadi camat, setalah berhasil, bercita-cita menjadi bupati, begitulah seterusnya. Meski demikian dapat diketahui lembaga apa yang secara efektip menumbuhkan cita-cita bagi setiap manusia, yaitu (a) rumah, (b) sekolah dan � agama. Rumah tangga yang efektip dalam memberikan pendidikan kepada anak dimana ibu menjadi tumpuan kasih sayang dan ayah menjadi idola akan sangat besar perannya dalam membentuk cita-cita seorang anak. Elusan kasih sayang ibu akan menanamkan jalur-jalur perasaan halus yang memunculkan cita-cita sosok kasih sayang, misalnya ingin menjadi perawat, menjadi guru, menjadi dokter, menjadi pekerja sosial, menjadi sosok sinterklas dan sosok lainnya yang berhubungan dengan kehalusan perasaan terhadap sesama manusia. Sementara itu sosok ayah hebat yang menjadi idola akan menumbuhkan cita-cita menjadi sosok kehebatan, misalnya menjadi jagoan, menjadi pahlawan, menjadi presiden, menjadi jenderal, menjadi juara nomor satu dan sebagainya yang melambangkan kehebatan. Bagaimana kontribusi ayah ibu - ditambah lagi dengan kakek nenek, paman bibi dan tetangga dekat kepada alam fikiran anak akan mengantarkan pada gambaran spesifik yang ingin dicapai dalam hidupnya, misalnya menjadi guru tetapi ahli silat, menjadi orang kaya tetapi lembut, menjadi polisi yang jujur, menjadi pengusaha yang alim dan sebagainya. Sekolah dimana di dalamnya murid memperoleh pengetahuan luas membuatnya mampu berimajinasi, berfikir dengan dimensi luas, dan banyak alternatip . Sekolah dapat membuka ufuk yang luas, langit yang lebih tinggi dan contoh idola yang bisa diidentifikasi. Sekolah memperkenalkan murid kepada tokoh sejarah, kepada hukum sejarah, kepada pengalaman sejarah orang lain, disamping menguak rahasia alam. Dari sekolahlah seseorang bisa memilih jurusan, memilih profesi, memilih teman, memilih karir yang dipandu oleh gambaran skema apa yang ingin ia lalui dan apa yang ingin dicapai. Agama, bagi orang yang memeluknya secara benar akan berfungsi memperdalam perasaan, memperkuat keyakinan dan keteguhan sikap, serta memperluas orientasi, bukan hanya hubungan horizontal di dunia, tetapi hubungan vertikal dunia akhirat. Keyakinan agama memberikan kekuatan luar biasa bagi orang yang patuh ketika ia harus menghadapi pilihan yang sulit, antara menjadi kaya tidak terhormat dengan miskin terhormat, antara mengorbankan orang lain dan mengorbankan diri sendiri, bahkan antara hidup dan mati. Dalam perspektip ini agama dapat mewarnai cita-cita menjadi lebih halus dan indah, dan dapat mendorongnya pada cita-cita yang ektrim ketinggian nilainya. (c). Kehendak Orang sering keliru tidak membedakan antara keinginan dan kehendak, padahal kedua istilah itu berbeda makna. Kehendak dan keinginan tak selamanya sejalan, bahkan bisa bertentangan. Hampir semua orang memiliki kehendak untuk sehat, tetapi banyak diantara mereka yang tidak bisa menahan keinginan yang justeru merusak kesehatan, misalnya merokok atau minuman keras. Dalam bahasa Arab, keinginan disebut dengan raghbah, raghiba ila, sementara kehendak disebut dengan kata `azam. Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut: Pertama, : ada orang miskin , ia merasa menderita karena kemiskinanya, kurang makan, kurang pakaian dan kurang layak tempat tinggalnya. Kedua : Perasaan tidak nyaman sebagai orang miskin itu membuatnya membayangkan makan enak, pakaian bagus, kendaraan bagus dan tidur di kasur yang empuk. Apa yang dibayangkan itu adalah keinginan, belum menjadi kehendak. Keinginan seseorang mengikuti alam hidupnya, atau sesuai dengan tinggi rendah langitnya, atau tingkat jiwanya. Jika yang kelaparan itu orang yang �langitnya rendah� maka keinginannya hanyalah kepada makanan. Tetapi jika yang kelaparan itu orang yang �tinggi langitnya� maka yang ia inginkan adalah meningkatkan mutu pertanian masyarakat, atau ingin menolong orang lain yang juga sedang kelaparan.. Keinginan manusia atau alam keinginan manusia itu tidak tetap, tetapi berubah-ubah, dan bahkan terkadang terjadi pertentangan antara keinginan terhadap satu hal dengan keinginan terhadap hal lain. Ketiga : Pertentangan antara keinginan yang satu dengan keinginan yang lain menyebabkan seseorang untuk membuat pertimbangan, keinginan apa yang harus didahulukan. Keinginan yang menang adalah keinginan yang mempunyai pijakan �alam keinginan� yang lebih luas. Keinginan yang menang itulah yang dalam bahasa Arab disebut raghbah. Keempat : Setelah keinginan itu menjadi kuat karena telah melampaui proses pertimbangan, maka timbullah kehendak, atau yang dalam bahasa Arab disebut `azam. Jadi perbuatan yang bersumber dari kehendak didalamnya sudah terkandung perasaan, keinginan, pertimbangan dan kehendak. Kehendak belum tentu langsung diikuti dengan perbuatan. Bisa terjadi seseorang yang telah memeiliki kehendak yang kuat terhadap sesuatu, tetapi terlebih dahulu ia harus melakukan hal-hal yang justeru tidak ia kehendaki, tetapi kehendak tetap merupakan kekuatan yang besar dalam mendorong perilaku tertentu sesuai dengan kehendaknya. Kehendak bisa berfungsi mendorong untuk melakukan sesuatu atau mencegah dari mengerjakan sesuatu. Contoh kekuatan kehendak adalah pada orang yang bertekad mencapai suatu tujuan tetapi hambatannya sangat besar, maka ia akan berkata, lautan akan kuseberangi, gunungpun akan kulewati, atau seperti yang dikatakan oleh orang Jawa : malang-malang putung rawe rawe rantas, artinya tidak ada hal yang boleh menghalangi kehendaknya, semuanya akan dihadapi. Kehendak yang kuat akan menyebabkan seseorang mampu memobilisir kekuatan se optimal mungkin, sementara lemahnya kehendak membuat seseorang cepat menyerah kepada keadaan. Bagi orang beragama, kuat tidaknya kehendak berhubungan dengan teologi yang dianut. Jika seorang muslim menganut teologi qadariyah atau free will, maka ia merasa tertantang untuk bisa mewujudkan kehendaknya karena ia merasa memiliki kebebasan berkehendak. Semntara jika seorang muslim menganut teologi jabbary atau predestination, maka kehendaknya kurang kuat karena merasa bahwa semuanya sudah diatur oleh Tuhan betapapun kuatnya usaha. Jika orang Qadary berkata bekerja sambil berdoa, maka orang Jabbary berkata berdoalah sambil bekerja. Kehendak yang kuat akan menyebabkan seseorang sanggup melakukan koreksi diri, interospeksi, melakukan kalkulasi psikologis, atau menginsyafi apa yang telah dilakukan dan apa yang sedang dialami, dan dari keinsyafan itulah ia bisa mengambil keputusan besar meski boleh jadi tidak difahami oleh orang lain. Dari mana Memulainya ? Rasanya kini memang sulit menentukan dari mana kita bisa memulai membangun budaya masyarakat yang berkarakter, karena kondisi tumpang tindih sebagai buah dari reformasi yang dijalankan persisi pada era globalisasi. Bagi masyarakat ultra modern, ekpressi kebebasan demokrasi sudah sangat mermuakkan, tetapi bagi kelompok urban, mereka sedang asyik-asyiknya menikmati kebebasan, bisa melempari polisi dengan batu, bisa mencaci-maki pemimpin yang dulu ditakuti, bisa merobohkan pintu gedrbang kantor pemerintah dan sebagainya. Rasanya kini tidak ada teori yang bisa digunakan sebagai dasar problem solving. Belajar kepada sejarah Amerika, ternyata orang Amerika bisa juga bosan terhadap arogansi kulit putih terhadap kulit hitam. Limapuluh tahun yang lalu, orang negro benar-benar dinista dalam system social Amerika. Tetapi kini Presiden yang dipilih justeru orang kulit hitam, Obama barrack. Oleh karena itu kita tidak boleh perputus asa untuk tetap membangun karakter masyarakat yang bermartabat, meski hari-hari ini kurang laku. Membangun karakter dewasa ini sama sulitnya seperti menebar benih di musim kemarau, tidak tumbuh. Tetapi jika tidak ada yang menebar benih di musim kemarau, nanti ketika musim hujan yang tumbuh hanya alang-alang. Pilihan-pilihan Membangun budaya masyarakat bisa melalui lembaga pendidikan, lembaga social dan lembaga keagamaan. Ada aktifitas strategis yang selalu dijalankan setiap tahun, tetapi nampaknya belum disadari pentingnya sebagai media pembangunan budaya masyarakat berkarakter, yaitu paskibraka, atau pasukan pengibar bendera pusaka. Media Paskibraka Yang Nampak pada upacara 17 Agustus di istana hanya pasukan pengibar bendera pusaka yang berasal dari perwakilan pelajar se Indonesia. Dibalik itu sesungguhnya ada rangkaian panjang kegiatan yang berstruktur dan setiap tahun, yaitu proses rekruitmen dari sekolah-sekolah di daerah, dan ke atas diseleksi terus hingga terpilih 34 orang pasukan pengibar bendera tingkat nasional, dan ini dilakukan setiap tahun. Bersamaan dengan itu ternyata bukan hanya pengibaran bendera merah putih, tetapi juga ada lomba kuliner dan lomba adhi busana. Selutuh prose situ menanamkan budaya juara pada setiap tingkatan. Kita tahu dari pengalaman pasukan, merekja bisa menitikkan air mata ketika mencium bendera merah putih, satu penanaman rasa cinta tanah air, satu ajaran yang juga diajarkan oleh agama, hubbul wathan minal iman. Oleh karena itu sekiranya tradisi paskibraka dijadikan media pembangunan karakter nasionalis bagi generasi muda, sekaligus tradisi mental juara, akan merupakan benih karakter yang akan bertumbuhan setiap musim �hujan� di masa depan. Rasanya perlu ada yang memikirkan �institusi� ini untuk menjadi infrastruktur budaya membangun karakter juara. Ditunggu siapa yang akan berinisiatip ?  Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah (Jakarta, Pustaka Firdaus, Cet. II, 2000) h. 9 1Philip R. Harriman, Handbook of Psychological Term, terjemahan bahasa Indonesia oleh M.W. Husodo, dengan judul Panduan Untuk Memahami Istilah Psikologi, (Jakarta, Restu Agung, 1995) h. 147 2Ramadan Muhammad al Qazzafi, `Ilm an Nafs al Islamy, (Tripoli, Mansyurat as Shahifah ad Da`wah al Islamiyyah, 1990), cet. I, h. 39 3Malinda Jo Levin, Psychology A. Biographical Approach, (New York, Mc. Graw-Hillbook Company, 1985), h. 159-197. Lihat pula Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta, Bulan Bintang, 1991), h. 56-69 4Hasan Langgulung, Teori-Teori Kesihatan Mental, Perbandingan Psikologi Modern Dan Pendekatan Pakar-Pakar Pendidikan Islam, (Selangor, Pustaka Huda, 1983) cet. I, h. 41-46 5Ibid. 6Philip L. Harriman, Loc. Cit. 123Ibn Manzur, Op. Cit. Jilid I, h. 291 124Ibid., h. 290 125Imam al Fakhr ar Razi, Op. Cit. juz XXX, h. 222 dan Ahmad Mustafa al Maragy, Op. Cit. ,jilid X., h. 150. 126Imam al Fakhr ar Razi, Ibid. 127Ibn Qayyim al Jauzi,Madarij as S(likin, ( Beirut, Dar al Kutub al `Ilmiyyah, 1988) Jil I, h.139 128Ismail Ibn Kasir al Qurasyi ad Dimasyqy, Op. Cit. jilid II., h. 513-514

Tips Menangani Memory Yang Mati

Tips Menangani Memory Yang Mati Posted on June 27, 2008. Filed under: hardware | Kali ini saya akan berbagi tips dan pengalaman saya tentang menangani memory PC (SDRAM, DDRAM) yang sudah anda anggap mati (asal tidak mengalami kerusakan fisik yang parah ,misalnya terbakar atau hancur/patah), karena biasanya menurut yang saya lihat bila memory sudah di nyatakan mati oleh pemilik PC atau oleh teknisi komputer maka biasanya langsung saja di ganti dengan membeli momory yang baru, padahal masih ada kemungkinan memory tersebut di bikin hidup atau berfungsi lagi. Berikut ini saya punya tips untuk menangani memory yang sudah di anggap mati tersebut berdasarkan pengalaman saya selama menggeluti dunia hardware , dengan akurasi dia atas 70 %, jadi misalnya anda memiliki 10 keping memory mati maka ada kemungkinan 7 keping masih bisa di selamatkan�cukup lumayan kan.? kita bisa menghemat uang beberapa ratus ribu utntuk perkepingnya, karena harga 1 keping memory DDRAM 512 MB, sekarang sekitar Rp.300.000.(harga di Jakarta, mungkin di luar daerah berbeda). Ok, langsung saja siapkan memory mati tersebut ,dan peralatan yang di perlukan adalah Avometer. 1. Bersihkan memory tersebut dengan cara menggosok pin-pin memory tersebut dengan kain dengan tujuan membersihkan, boleh juga di beri Tiner sedikit supaya lebih bersih dari debu, dan gesekan dengan kain tersebut juga akan memancing ion-ion pada pin memory menjadi tersimulasi agar konduktornya lebih aktif. 2. Arahkan skala Avometer pada Ohm (skala untuk mengukur hambatan), bebas boleh pada posisi 1K, 10K, 100K� 3. Ambil jarum negative (-) Avometer (kabel warna hitam) lalu tempelkan pada salah satu pin/kaki memory, dan jarum positive (kabel warna merah) gesekan pada pada kumpulan kaki-kaki IC/chipset memory ,bila memory memiliki 8 buah IC misalnya maka gesekan jarum (+) tersebut ke kaki-kaki 8 IC tersebut. 4. Selesai�.silahkan coba pasang memory tersebut pada slotnya di Mainboard�.! Note: Proses ini adalah memanfaatkan aliran arus listrik dari batere Avometer yang di alirkan ke dalam sirkuit-sirkuit IC/Chipset memory . Cara kerja proses ini adalah seperti halnya proses Clear CMOS pada Mainboard apabila Mainboard mengalami kres dan tidak mau hidup, yaitu terjadinya gangguan atau penyumbatan pada perjalanan arus listrik sehingga arus yang di perlukan untuk untuk pengaktifan suatu system tidak terpenuhi�.atau seperti ilustrasi orang yang pingsan atau koma lalu kita coba bangunkan dengan cara di pancing syaraf-syarafnya untuk aktif dan sadar dengan cara di siram air, di setrum..dsb. My Account My Dashboards New Post Blog Info Tips menangani memory yang mati � Bagi bagi pengetahuan http://temanbobok.wordpress.com/2008/06/27/tips-menangani-memory-y... 1 of 2 6/27/2008 5:50 PM Semoga bermanfaat. Possibly related posts: (automatically generated) Cara mudah dan cepat sharing files di Linux dgn samba Tips win Xp biar Cepet OverClock: Cara efektif meningkatkan kinerja komputer (ketok.com) Tips menangani memory yang mati Make a Comment Tips menangani memory yang mati � Bagi bagi pengetahuan http://temanbobok.wordpress.com/2008/06/27/tips-menangani-memory-y... 2 of 2 6/27/2008 5:50 PM

naskah drama penculikan

Penculikan Anggota Kelompok Kelas 7c Nama/no Peran Watak Dimitrius/ Korban Tidak suka dibuat menunggu; emosi Barus/ Korban Tidak suka aturan Raymond/ Ayah korban Emosian Jessica/ Ibu Korban Pemalu Timmy/39 Penculik Sering Tidak Puas Markus/ Penculik Tahun keadaan yang tepat utk melakukan sesuatu Brilian/9 Penculik Suka ikut-ikutan Marcel/7 Polisi Pintar Albert/1 Polisi Suka Beraksi Gerry/ Polisi Tidak waspada Kejadian bermula saat anak dari Raymond dan Jessica pergi ke mal Di Rumah Raymond : dimi! Barus! Ayo cepat, habis mengantar kalian papa harus segera kerja! Nanti papa telat dimitrius : tau nih cc barus lama banget dandannya Barus : enak aja! Loe tuh! Dimitrius : jadi gitu?!?! Raymond : udah lah jangan berantem, papa telat nih! Dimitrius : ya udah, yuk! Raymond : Pamit Dulu sama ibu mu Dimitrius & barus : ma�. Dimi sama barus pergi dulu yah!! Jessica : Hati Hati Ya!!! Dimitrius & barus : oke de Jessica : Dompet Sama Hape dah dibawa belum? Dimitrius & barus : udah kok Jessica : gak apa-apakan berdua doing? Dimitrius : gak apa-apa kok Jessica : itu mal baru buka 1 hari yang lalu loh, sepi banget Barus : gak apa2 Jessica : yang jualan masih sepi kan? Dimitrius : nggak kok, udah rame, soalnya katanya tuh mal bakal jadi besar banget n 100% laku Jessica : trus... Raymond : Udah � udah jangan terlalu menghawatirkan anak-anak merekakan sudah besar Dimitrius : iya udah kayak jerapah besarnya, kayak cc barus!! Barus : kurang ajar kamu ama cc sendiri! Dasar cowok kacang! Raymond : udah � udah, papa telat nih!! Yuk cepetan Dimi : yuk barus : ya udah Barus : eh gelang paan tuh ma? Buat barus dong! Jessica : oh itu gelang bekas Dimi, dimi cc kamu mnta tuh kasih gak Dimi : Kasiii Daaa Barus : Thanks Adikuuu >_< Dimi : ya ya Cut Cut Cut Hei Raymond : suaranya dikasih nada dong! Jessica : nada suaranya juga masih jelek! Ngomong kencengan dikit Dimitrius : pertahankan! Barus : Mana expresinya?!?!?!!? Okay Adegan 2 di Mal! Okay Now Move Move Move!!! Raymod : okay, udah sampe nih! Pulangnya jangan malem � malem ya!! Maximal jam 3! Barus : jam berapa nih? Raymond : masih jam 10! Dimitrius : ya udah deh! Dadah paaa Raymond : dadah Dimi dan barus masuk ke mal Barus : mau ngapain dulu nih? Makan, main, nonton, belanja baju, belanja gelang, cari kaset, apa mau ke toilet? Dimitrius : busyet! Banyak amit Barus : ya ialah! Nama juga cewek Dimitrius : itu mah ampe jam 5 juga belom kelar! Ingat kita kan jam 3 harus pulang Barus :kali � kali gak apa-apa lah Dimitrius : kalau dimarahin cc yang nanggung ya! Barus : iya deh Dimi : ya udah mau ngapain dulu! Barus : dah jam � 11 ne, ngapain dulu ya dimi : mmm�. Cari kaset aja dulu yu Barus : ya dah, dimi cari kaset aja cc mau ke toko baju dulu Dimi : ntar ketemu dimana nih? Barus : disini aja lagi Dimi : oke de 30 menit kemudian Dimi telah kembali ke tempet yang dijanjikan Dimi : busyet sepi amat nih mal, baru buka se, hmmm� saatnya nunggu cc barus 1 Jam 45 menit kemudian Dimi udah agak stress nunggunya sementara itu markus brilian dan timmy berjalan di sebelah dimi dan melewatinya, setelah agak jauh� Markus : eh liat tuh, bajunya bagus banget.. pasti jutaan tuh Brilian : yo I gile, itu kan model terbaru, gw pernah liat harganya nyampe 5 juta Timmy : Serius Lo?? Brilian : iya!! Liat aja nih majalah Markus : Mana Mana? Brilian : Nee Timmy : wogh, beneran lagi, liat tuh bajunya sama persis Markus : kita culik aja yang itu!, kirain di nih mal kagak ada orang kaya Brilian : Bener juga, ayo kita tunggu keadaannya bagus dulu Timmy : bisa kaya nih�.. ayo kita tunggu 15 menit kemudian Barus : hey dimi!! Gimana nih kasetnya? liat nih baju yang cc beli bagus- bagus kan?? Nama juga barus ya bagus hohoho Dimi : grr�.. cc lama banget sih(tampang marah) dimi Cuma 30 menit tau masa cc sampe 2 jam 30 menit gitu, tau gak? Dimi nunggu berapa lama? 2 jam ! itu lama tau! Nyadar dong! Liat sekarang dha jam berapa? Liat nih jam tangan ku! 14.00 alias jam 2!!! Kalau aslinya kita udah disuruh pulang 1 jam lagi! Masa 1 kali ke mal cc jadiin beli baju doing? Laper nih! Kita tuh udah 2 jam telat makan!! Barus : ya� maaf ya dim, maklum cc kan bajuhollicz, ya udah kalau kamu laper cc yang traktir deh. Maafin cc ya Dimi : ditraktir nih? Ya udah kl gitu dimi maafin deh Markus : Kesempatan! Markus dkk datang mendekati dimi dan barus Markus : hey! Sepertinya kalian sedang mencari makan ya? Mau makan nasi padang gak? Murah loh Cuma RP. Barus : serius? Murah amat? Dimi : *berbisik ke barus* c mana ada nasi padang semurah itu? Jangan � jangan mereka mau nyulik kita? Barus : *bisik ke dimi* benar juga Timmy : gimana? Mau gak? Barus : eh, kok nasi padangnya bisa semurah itu? Brilian : itu gara � gara mal ini baru buka� kan masih sepi jadinya kami juga harus menurunkan harga ke pas-pasan agar ada pelanggan Barus : trus ngapain dagang di mal ini? Brilian : ngg�. Itu� ng�. Markus : bisa bicara gak sih? Hmmm� soalnya takut gak dapet tempet di mal�. Taukan? Katanya nih mal 100% bakal laku banget dimi : oh gitu�. timmy : yuu, sini ikut Dimi : yuk Barus : yu markus : sini � sini dimi : eh kok kita keluar? Barus : iya, kok keluar? Woi! Brilian : penyamaran kita udah terbongkar, cmon! Cepat bawa kabur mereka! Barus : Kyaaaaaaaaa Dimitrius : Tolong! Tolong! Timmy : Diam kalian!!! *Nampar* Albert : woi ada yang minta tolong! Tuh tuh marcel : kayakanya mereka nyulik deh Gery : OIII BERHENTI!!!! Timmy : Busyetttttt!!! Kita dikejer Marcel : ayo kita tangkap mereka * mengejar * Formasi! Maling Timmy : membawa barus Markus : membawa dimi brilian Polisi Marcel Gery Albert Albert : kejar!! Marcel : apa!?!?!?! Gery : ada apa??? Marcel : gw kan habis makan? gery : trus? * nengok ke marcel* Marcel : Ntar muntah lagi, Uekhhh *marcel muntah|jatuh* gery : makannya jangan makan terus Albert : gery liat depan gery : hah? Kenapa * liat depan|nubruk tiang|jatuh* Timmy : Bueghhh *kesandung kaki gery|jatuh* Gery :ukh� mereka lolos, bagaimana ini�.*semuanya susah payah berdiri* Markus : wah hokinya kita!! Jatuh semua tuh! Brilian : hokinya gede!!! Timmy : pokoknya sekarang ke tempet rahasia dlu!! Barus : tolong2 Adegan 3 Di Tempat persembunyian Markus : Huffff Cape Barus: Gyaaa!! Tolong!! Timmy : Diam Kalian!!*menampar* Brilian : sekarang serahkan hp kalian, kami akan minta uang tebusan!!! Dimi : ka�kami tidak bawa hape Brilian : periksa kantongnya!! Timmy : oce de *memeriksa kantong* Markus : ada gak? Timmy : wah gw menyentuh seseatu� hmm.. waw dompet Brilian : sini! Liat isinya! Markus : apa isinya? Brilian : waw, sini cowok kacang bawa kartu flazz n 500 rebu Markus : trus si jerapah? Brilian : Flazz ama 1 juta! Waw Timmy : tidak, itu masih kurang! Brilian : trus? Timmy : ini dia hapenya! N95 lagi! Telpon orang tuanya! Suruh mereka bayar 1 milyar untuk 1 anak Markus : Siap Bos� Berapa nomornya Hey anak?/ Dimi : 08181234567 Markus : jangan bohong! Mana ada nomornya segitu! Mana gak ada telpon rumah atau mama papamu lagi di kontak Barus : adikku tidak bohong! Brilian : tunggu� khu khu khu� kau pernah dengar? Katanya ada hosting nomor dengan bayar rp 5 jt, dan kliennya bisa menentukan nomornya sendiri Timmy : begitu? Jadi mungkin ayahnya memakai cara itu� Markus : khu khu khu� berarti mereka kaya Brilian : tunggu apa lagi! Cepat telpon tambah tebusannya menjadi 2 milyar per anak! Markus : Wokeh Raymond : Halo��. HEY BARUS KAMU TUH KOK LAMA BANGET SIH PULANGNYA LIAT DONG INI UDAH JAM 8 MALAM.. KAMU KEMANA AJA SIH, INGET DONG TADI PAPA BILANG JAM 3 SORE HARUS SUDAH PULANG�� CEPAT PULANG KAMU. KAMU TIDAK PAPA IJINKAN KELUAR RUMAH SELAMA SATU BULAN PENUH KECUALI UNTUK SEKOLAH!! DASAR, LIAT DONG KAMU TUH PULANG UDAH TELAT HAMPIR ENAM JAM! BELUM PULANG LAGI, CUMA NELPON, KAMU KEMANA SIH!?!? CEPAT PULANG!!!!!!!!!! markus : DIAM KAU! BERISIK AMAT SIH DARI TADI JUGA! AKU KAN BELOM NGOMONG! Raymond : apa�. Siapa ini? Markus : Khu Khu� ANAKMU TELH Saya CULIK!! Raymond : a�. apa???? Markus : Kalau kamu mau anakmu dikembalikan kirimlah 2 Milyar per anak ke Rekening 111.222.333.444 Raymond : Ja�jangan bohong. Kalau kau menculik anakku mana suaranya? Markus : Baiklah Nikmatilah jeritan anakmu Barus : AYAHHHHHHH Raymond : Ba�Barus!!!! Hey aku akan membayarnya!!! Tapi jangan sakiti anaku!! Markus : Pikiran yang bagus! Aku tunggu sampai 15 hari lagi! Raymond : Ukh� SIALLLL*handphone lepas dari genggaman|Raymond berlutut) Jessica : Ada apa? Raymond : anak kita disandera dan 1 anak diminta 2 milyar.. Jessica : a�apa? Raymond : ini salahku membiarkan mereka pergi Jessica : tidak, bukan salahmu� Hik Hik Hik Markus : bagus, mereka mau Brilian : kita kaya!!!!!! Timmy : Yeahhhhh!!!!!!!! Esoknya, 14 hari sebelum penyerahan duit Raymond menelepon kantor polisi : Pak tolong kami pak!! Bagaimana ini!!! Bagaimana ini!!! Marcel : tenang pak� apa yang terjadi? Raymond : BAGaimana ini�. Ukh�.. kenapa ini terjadi Marcel : ada apa pak? Kami harus mengetahui apa yang terjadi Raymond : Diculik� anak saya diculik�. Marcel : a�pa bagaimana kejadiannya? Raymon menceritakan kejadian itu dan memberitahu bahwa ada suara kapal saat menelepon Gery : wogh, jadi ada suara kapal, pasti di pelabuhan! Marcel : yah, tapi pelabuhan yang mana� Albert : benar juga, sekarang yang bertugas di wilayah ini Cuma kita� masih 15 hari lagi saat hari libur polisi selesai� Marcel : OH IYA, bagaimana kalau kita menjebak dengan cara menyuruh memakai cek untuk membayar dan bertemu, lalu kita sergap mereka! Raymond : benar juga Marcel : ayo telepon mereka Raymond : baik *mematikan telpon dan menelpon hape barus* Markus : ada apa? Ingat 14 hari lagi Raymond : kartu saya diblokir karena jarang dipakai, saya memutuskan untuk memakai cek Markus : baiklah kita bertemu di pelabuhan sana sini sono Raymond : baiklah, 14 hari lagi�*mematikan telepon dan menelepon polisi* Marcel : ya?? Raymond : mereka meminta bertemu di pelabuhan sana sini sono Marcel : berarti mungkin mereka ada disana, kami akan kesana Albert : go go go Marcel : itu dia, mereka benar2 ada *menyamar sambil muter2 pelabuhan sana sini sono* Albert ; its showtime Gery : yea*mendobrak pintu* Marcel : FREEZEEEE\ Brilian : aku sudah menduga itu akan terjadi, KALIAN YANG JANGAN BERGERAK ATAU ANAK INI MATI*menodongkan pisau* Barus : GYAAA )&#*%&)#$_*@$_ * Pingsan * Dimi : What The Hel *(&W*(@Y$(% * Pingsan* Gery :hea *menembak pisau brilian* Brilian :ukh sial Gery : Sial� aku lupa isi peluru tadi Marcel : apa? Rugi Cuma kamu yang bawa pistol Gery : ukh� markus : Bersiaplah Hea!!! FIGHT!! Markus menonjok marcel, tapi marcel menghindar ke belakang markus dan memukul syarafnya hingga markus pingsang, tapi tiba2 dari belakang marcel brilian memukul syaraf marcel, marcel pingsan. Timmy mengambil pisau dan menusuk kaki albert, albert jatuh dan tidak dapat berdiri lagi, Timmy terpeleset, gery menginjak syaraf albert lalu mengambil pisau albert dan melemparkannya ke kaki brilian PoLice Has Win Raymond datang : ANAKKU, Kalian tidak apa2? Barus : pa..papa Raymond : ada apa? Dimi ; Maafkan kami, kami telah diculik dan merepotkan papa Raymond : tidak apa2 yang penting kalian selamat Dimi : pa�papa*memeluk papa* Raymond : pak polisi, saya sangat berterima kasih, ambilah ini, 1 juta Gery : ah� tidak perlu pak�. Saya berjuan bukan karena uang tapi untuk keadilan Raymond : �.. Coba banyak polisi yang seperti mu pasti Indonesia bakal rapih Gery : tapi sayangnya jarang�. Raymond : anak2 berterimakasihlah pada pak polisi� Dimi : terima kasih pak Gery : sama2^^ aku akan membawa mereka semua ke mobil ku, selamat tinggal Raymond : selamat tinggal, terima kasih pak Gery : sama2 sound adegan 1-83 To zanarkand adegan 83 One winged angel 107 Melodies of life 132, one winged angel piano 161 melodies of life 175 battle with seymore 186, ending theme